Talk Less Do More, Talk More Do More
Monday, June 20, 2011
Mungkin kita sering mendengar kalimat talk less do more dari sebuah campaign iklan rokok yang gencar dikumandangkan. Iklan rokok memang cenderung menjadi semakin kreatif dan unik semenjak peraturan mengenai periklanan rokok semakin ketat. Maknanya memang mendalam dan efeknya aku rasa cukup bagus untuk campaign produk tersebut. Talk less do more, kurang lebih dalam bahasa indonesia berarti sedikit bicara banyak bertindak. Bagi kalangan karyawan suatu instansi atau perusahaan itu berarti sedikit bicara, banyak bekerja, atau bisa saja ga usah banyak omong, atau mungkin bicara seperlunya, banyak bekerja, atau bahkan buktikan dulu kualitas dan hasil kerja, jangan hanya banyak omong besar. Maksudnya memang baik untuk memotifasi para karyawan agar lebih baik dan meningkatkan etos kerja. Apalagi bagi mereka yang hanya suka omong besar dan cerewet, namun ketika bekerja dia tidak bisa membuktikan omongannya dan kualitas kerjanya. Sehingga jika masih ada pihak-pihak tertentu yang mempertahankan kebiasaan atau malah budayanya yang hanya bisa omong besar tapi tak bisa membuktikan omongannya tersebut menjadi lebih menyadari akan kebiasaan buruknya tersebut.
Talk less do more, dalam ilmu ekonomi kuno sepertinya mirip dengan kalimat low budget, more profit atau sedikit pengeluaran, banyak keuntungan yang mungkin menjadi keinginan banyak orang dalam berbisnis. Dulu waktu masih dibangku sekolah aku diajari tentang prinsip ekonomi yang intinya bagaimana menekan pengeluaran sekecil mungkin, dan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tapi ketika dibangku kuliah aku diajari prinsip ekonomi yang katanya lebih tepat dan modern, yaitu memberikan pengeluaran tertentu untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Karena itu sebenernya sangat disayangkan jika masih ada perusahaan yang menuntut hasil yang sangat besar, namun mereka hanya mau mengeluarkan sedikit modal. Dari sini aku mendapati bahwa talk less do more tetap tak bisa dibudayakan di semua bidang kehidupan jika hanya diambil mentah nya saja tanpa ada catatan-catatan khusus yang spesifik. Meskipun terkesan enak didengar, keren, dan profesional. Karena nyatanya masih banyak profesi yang menuntut komunikasi yang cenderung harus banyak bicara dan juga banyak bekerja. Talk more do more.
Sebut saja profesi seperti operator telepon. Jika dia talk less do more, maka akan banyak komplain yang datang karena dia hanya bicara seperlunya, dan tidak banyak bertindak. Ya meski bisa saja saja do more yang dimaksud adalah more talk. Jika dia banyak bicara maka operator ini akan banyak bertindak pula, misalnya menyambungkan telepon ke bagian lain, menghubungi pihak tertentu yang berkepentingan, dan terkadang memberikan tanggapan dan jawaban terhadap penelepon yang bertanya. Ada juga profesi marketing asuransi, jika dia tidak banyak bicara dan tidak banyak bertindak, bagaimana dia meyakinkan target marketnya untuk menggunakan jasa asuransi yang dia tawarkan. Karena mungkin kita semua tahu bagaimana sulitnya memasarkan jasa asuransi kepada seseorang atau perusahaan. Ada juga profesi humas atau public relation yang menuntut untuk banyak berkomunikasi dan banyak bertindak untuk menjaga hubungan institusinya dengan pihak di luar institusinya dan juga media massa.
Terkadang dalam profesi tersebut perlu sedikit basa basi untuk mencairkan suasana dan mengakrabkan diri dengan orang lain, tidak hanya cukup bicara seperlunya dan tidak hanya pada intinya. Oleh karena itu, talk less do more kurang cocok diterapkan pada bidang tersebut, namun lebih cenderung kepada talk more do more. Masih banyak profesi lain yang sebenernya lebih cenderung pada talk more do more. Aku sebenernya membahas ini karena aku makin banyak bertemu orang yang mengatakan talk less do more donk, gak usah banyak bicara. Mungkin saja mereka benar, karena mungkin profesi mereka tidak menuntut untuk banyak bicara. Tapi bagaimana jika mereka mengatakan hal tersebut di depan banyak orang yang profesinya menuntut untuk banyak bicara, banyak bekerja. Hal tersebut akan terdengar kurang enak nyaman. Sebenernya talk less do more maupun talk more do more, apalagi talk more do more get more, sudah cukup baik jika dijadikan sebuah tagline dalam menjalani suatu profesi atau suatu kegiatan. Setidaknya terdengar lebih baik daripada talk less do less. Pertayaannya, apakah masih ada yang seperti itu? Talk less do less? Lets find out, or may be only God know that.
7 comments
Wonderful submit with plenty of wonderful content! I guess you may be on the appropriate way. All the best .
ReplyDeleteVolvo 850 Turbo
Its a very good description related to this topic. All aspects of this post are well described in such a way that everyone can understand it very well. Overall it’s a nice post. I really enjoyed visiting this post.
ReplyDeleteWahhh... ternyata...^#%$^)*&@
ReplyDeleteAfter many days such article have read and really enjoyed it. Thanks.
ReplyDeleteHai. Beautiful work. Write frequently and be beloved of others.Thanks.
ReplyDeleteI like your post. Wordless comment. Thanks.
ReplyDeleteEssential post. As rose in all flower. Keep writings. Thanks.
ReplyDelete