Jika ada teman atau seseorang bertanya kepadaku apa pinter pertama yang aku gunakan, dengan senang aku selalu menjawab Canon Pixma IP1000. Karena menurutku itu salah satu printer inkjet terbaik yang pernah dibuat Canon. Aku menggunakan printer tersebut selama sekitar 6 tahun. Dulu belinya bersamaan dengan beli PC sekitar Desember 2004, waktu itu aku masih dibangku SMA. Beli PC dan printernya pun lumayan seru di Bandar Lampung karena menempuh jarak sekitar 70 km dari rumah. Ya resiko tinggal di pedesaan. Bahkan waktu pulang sempat sedikit mengalami getaran di jalan, karena waktu itu bersamaan dengan Gempa dan Tsunami Dahsyat di Aceh.

Yang memilih printernya kakak perempuanku yang memang jago soal IT. Jadi hari itu tinggal ngambil barangnya di toko udah indent untuk PC rakitannya. Lagi pula waktu itu di toko tersebut, printer IP1000 merupakan printer terbaru yang ready stock dan harganya pun cukup terjangkau Rp. 425.000 kalau tidak salah ingat. Dengan harga tersebut, dapat 1 unit printernya, kabel power, kabel USB, cd driver & aplikasi, kartu garansi, user guide, 1 cartridge black, 1 cartridge CMY, plus kertas foto glossy ukuran 20 pcs ukuran 4R dengan merek Canon tentunya. Alasan memilihnya karena kakakku bilang printer ini bisa refill dengan sangat mudah dan head printnya bagus dan merek nya Canon. Ya secara garis besar itu yang dia katakan.

Hasil cetaknya waktu masih pake tinta original memang bagus. Apalagi waktu itu masih awam soal printer. Sempet nyobain juga nyetak foto-foto dari camera digital pakai printer ini, hasilnya lumayan. Meski harus diedit dulu dengan aplikasi bawaan Canon. Ya hasilnya memang gak sebagus Epson R210, R230, apalagi L800 yang sekarang. Tapi tintanya irit banget jadi hemat dan cocok buat kantong anak kost an waktu itu. Kalau tidak salah IP1000 merupakan printer Canon Pixma seri pertama yang dibuat oleh Canon yang masuk Indonesia. Bentuknya sama persis seperti Canon i255. Aku lupa seri cartridgenya apa, yang jelas refillnya gampang, head print terpisah dari inktank cartridge jadi gak perlu was-was kalo pas lagi refill. Refillnya cuma netesin tinta di bagian lobang canvasnya sampe kira-kira penuh. Meskipun sebenernya pake suntik juga bisa tapi aku lebih suka pakai tetes dan kurang suka pake infus printer, karena printer ini sering  aku pindah-pindah tempat atau terkadang dipinjam temanku. Karena infus printer dulu belum secanggih sekarang. Jadi aku lebih suka refill dan ganti cartridge compatible. Toh masih cukup terjangkau. Karena kalo ink tank cartridge originalnya lumayan mahal dan sulit dicari waktu itu. Jadi tiap tinta abis tinggal di refill.

Ink tank cartridge originalnya bertahan sampe sekitar 1,5 tahun untuk yang black sedangkan yang warna sampe 2 tahun. Akhirnya cartridgenya rusak karena hasil printnya mulai garis-garis gak jelas. Jadi aku beli cartridge comptible yang memang lebih mudah didapatkan untuk IP1000. Jauh lebih murah, cuma 18rb untuk cartridgenya black dan 22 ribu untuk cartridge warnanya. Hasilnya memang agar turun kalau buat ngeprint foto, tapi dah lumayanlah. Untuk hasil cetak hitamnya gak beda jauh. Ink tank cartridge compatible ini bertahan sekitar 1 tahunan. Gak banyak rewel dan mudah perawatan menurutku. Sampai akhirnya tahun 2008 printer IP1000 ini ngeblink, ternyata duty cycle nya dah maksimal sehingga harus di hard reset. Jadi aku bawa ke tempat yang bisa reset printer, dan ongkos resetnya sekitar 15 atau 20 rb gitu. Setelah itu aku pakai seperti biasa dan lancar-lancar aja. Selama 6 tahun aku pakai printer ini, cartridge blacknya ganti 4 kali dengan compatible, dan cartridge warnanya ganti 3 kali. Kalo refillnya aku lupa sudah berapa kali. Intensitas cetakku lumayan banyak, karena waktu kuliah tugas kuliahku cukup banyak, belum lagi temen-temenku yang numpang ngeprint.

Printer ini pun udah bantu ngeprint selama satu semester tugas kuliah seorang teman sesama perantauan kuliah di Jogja. Udah bantu juga temen sekelas di kampus, nyetak Tugas Akhirnya. Dan dah bantu juga temen kuliah cetak skripsinya. Jadi lumayan banyak. Biasanya mereka membelikan aku tinta untuk printer IP1000 ini sebagai rasa terima kasih untuk numpang pake printerku ini. Sempet sekitar hampir 2 tahun aku gak pernah beli tinta black. Printer ini aku pakai sampai November 2010. Sampai akhirnya ketika mencetak berkas untuk dosen waktu mau sidang skripsi printer ini tiba-tiba mati total, bukan karena cartridge atau head printernya. Tapi katanya si power printernya atau apa gitu. Kalo mau ganti sparepartnya, harganya hampir sama dengan beli printer single print baru. Mungkin karena 1 bulan terakhir sebelum printer ku ini rusak, aku pake printer ini untuk mencetak ribuan halaman skripsiku dan dua orang temanku. Ya aku pikir mungkin sudah waktunya. Jadi akhirnya aku putuskan untuk beli printer baru, pilihan jatuh ke Canon Pixma MP258 yang sampe sekarang masih aku pakai. Bahkan Canon Pixma IP1000 ku masih kusimpan dengan baik digudang beserta dus dan kelengkapannya sampai sekarang. Karena setidaknya printer tersebut menjadi saksi bisu kerja kerasku selama aku kuliah serta yang terjadi di ruangan tempat printer tersebut disimpan. Hehehe. Bukan promo merek tertentu lho. Tapi itu lah cerita printer pertamaku, lalu apa printer pertama mu?