Pantai Greweng Jogja
Saturday, June 06, 2015
Minggu lalu, aku dan rekan kerja di kantor pergi camping ke salah satu pantai di Gunung Kidul yaitu Pantai Greweng. Acara ini sudah diagendakan oleh temen-temen di kantor beberapa minggu sebelumnya. Kami berangkat rombongan dengan tiga mobil dari Solo yang terdiri dari 17 orang pada hari sabtu pagi. Kami berangkat melewati jalan Solo-Sukoharjo-Klaten-Wonosari-Gunung Kidul. Ini juga pertama kalinya aku lewat jalur alternatif ini yang ternyata memang jauh lebih cepat sampai meski akses jalannya tidak semuanya mulus, karena biasanya kalo mau ke pantai di Jogja aku mampir ke kota Jogja dulu. Sebelum kami ke pantai, kami mampir ke kampung halaman atasanku di kantor yang desanya tidak jauh dari tempat wisata goa pindul. Di sana kami dijamu dengan makanan yang enak dengan suasana pedesaan yang mengingatkan aku dengan kampung halaman di Sumatra. Kemudian setelah dzuhur, kami melanjutkan perjalanan ke pantai. Sempat mampir di pantai Wediombo untuk solat dan menikmati pemandangan sebentar disana, sambil bersiap menuju Pantai Greweng.
Pantai Greweng dipilih menjadi destinasi karena katanya bagus untuk camping dan areanya yang masih belum banyak pengunjung. Pantai ini terletak di deretan pantai Wediombo dan Pantai Jungwok. Di area pantai Wediombo tersedia parkir inap bagi kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga yang mau pergi camping menginap di Pantai Greweng atau Pantai Jungwok bisa memarkirkan kendaraannya di wediombo. "Mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra bersama teman bertualang." Ya... kalo menuju pantai ini jadi inget soundtrack film kartun Ninja Hattori..hehehe... Untuk menuju pantai ini kami harus berjalan kaki sekitar satu jam dari parkiran kendaraan kami di pantai Wediombo. Ya harap maklum, karena tidak semua peserta camping ini memiliki jam terbang petualangan yang tinggi, termasuk saya. ahahaha. Beberapa kali berhenti karena kaki kelelahan melewati trek yang lumayan naik turun. Untungnya rekan-rekanku ini cukup mengerti kondisiku.hehehe. Apalagi aku memang punya cedera kaki yang masih belum sembuh, bahkan kambuh lagi setelah pulang dari pantai ini.
Sepenjang perjalanan kita disuguhi pemandangan perkebunan pertanian warga setempat. Bahkan dibeberapa lokasi ada kandang ternak. Namun ketika hampir sampai di pantai, kita akan menikmati pemandangan yang cukup menyejukan. Terdapat sumber mata air yang dimanfaatkan penduduk sekitar maupun terkadang oleh para wisatawan yang berkunjung ke pantai Greweng. Petunjuk jalannya memang tidak terlalu jelas, karena ada beberapa titik persimpangan jalan sepanjang trek ini. Namun untungnya kami bisa bertanya pada penduduk sekitar tentang arah menuju Pantai Greweng, jadi gak nyasar ke Pantai Jungwok.
Begitu sampai di pantai Greweng, lelah selama perjalanan cukup terobati. Suara deburan ombak yang tinggi menghantam karang, angin laut yang semilir, dan sungai kecil air tawar yang mengalir ke laut membuat lelah terasa berkurang. Kemudian kami pun memilih lokasi untuk mendirikan tenda yang kami bawa. Sampai disana ternyata sudah ada beberapa kelompok wisatawan yang mulai mendirikan tenda dipinggir sungai kecil. Kami pun mendirikan tenda di dekat sungai tersebut karena lokasinya cenderung lebih tinggi dan mengantisipasi air pasang di malam hari. Karena pantai greweng ini area pasirnya tidak terlalu luas atau tidak terlalu panjang. Pantai ini diapit oleh dua bukit karang yang cukup tinggi yang juga menjadi ciri khas utama pantai ini.
Setelah mendirikan tenda kami pun menyempatkan untuk berfoto bersama dan mulai mempersiapkan api yang akan digunakan untuk memanggang ikan yang kami bawa. Lalu setelah itu kami mandi dan solat berjamaah di pinggir pantai ini. Di pantai ini hanya ada satu toilet umum dan satu warung kopi yang dikelola oleh penduduk setempat. Penerangan pun hanya mengandalkan emergency lamp jika Anda menggunakan toilet pada malam hari. Keberadaan sungai air tawar disini sangat membantu para wisatawan yang camping atau menginap di pantai Greweng. Malam harinya kami membuat api unggun dan bikin acara sendiri sambil menikmati suasana malam di pantai yang kebetulan cukup terang karena cahaya rembulan.
Pada waktu dini hari hujan deras sempat turun dan sedikit mengganggu tidur kami meskipun tetep aman karena tendanya tidak bocor. Untungnya hanya berlangsung sekitar 30 menit kemudian hanya gerimis kecil. Kemudian waktu subuh tiba, kami pun melakukan solat berjamaah, setelah itu ada yang tidur lagi atau menunggu pagi sambil berbincang maupun menyusuri pantai. Ketika matahari mulai terbit kami dan para wisatawan yang camping di pantai ini mulai bermain dipinggir pantai. Ada yang maen bola, berlarian di ombak, sekedar foto-foto, maupun berenang di pantai. Namun memang tetap harus hati-hati karena ombak pantai ini memang cukup tinggi dan tidak bisa diprediksi.
Kami juga sempat menaiki bukit yang terletak di belakang tenda tempat kami mendirikan tenda. Cukup terjal sebenarnya trek naiknya meskipun tidak terlalu tinggi, namun lumayan bikin deg-deg an. Namun sampai di atas terbayarkan dengan pemandangan landscape samudra yang indah dan pulau kalong di seberangnya. Agak menyusuri dikit ke bawah ke arah pulau kalong, kita juga mendapati semacam gantole, atau aku lebih suka menyebutnya kursi gantung untuk menyeberang ke pulau kalong. Tali penghubung ini katanya dibangun oleh para petualang dan juga para pencari udang dan ikan disana. Kami sendiri pengen nyeberang namun agak takut karena tidak ada yang berjaga dan peralatan untuk nyeberang yang kurang aman. Mirip dengan yang ada di pantai Timang, Jogjakarta hanya saja tidak ada penjaganya dan lebih pendek jarak penyeberangannya.
Lalu kami turun dari bukit tersebut dan langsung bersiap untuk pulang ke Solo dan berjalan kaki menuju tempat rombongan kami memarkirkan mobil. Sebenernya sih pengen mampir ke obyek wisata lain disekitar situ, tapi karena dah lelah ya langsung pulang dan hanya mampir untuk membeli bakso yang rasanya lumayanlah untuk mengisi perut. Perjalanan yang menyenangkan, dan aku kembali merasakan liburan dengan tidur di tenda setelah terakhir camping tidur di tenda waktu masih smp hehehe... Semoga bisa kembali menyusuri pantai lain di sekitar Greweng dan semoga kegiatan mantai ini jadi agenda rutin minimal tiga bulan sekali dengan temen-temen di kantor.
Lalu kami turun dari bukit tersebut dan langsung bersiap untuk pulang ke Solo dan berjalan kaki menuju tempat rombongan kami memarkirkan mobil. Sebenernya sih pengen mampir ke obyek wisata lain disekitar situ, tapi karena dah lelah ya langsung pulang dan hanya mampir untuk membeli bakso yang rasanya lumayanlah untuk mengisi perut. Perjalanan yang menyenangkan, dan aku kembali merasakan liburan dengan tidur di tenda setelah terakhir camping tidur di tenda waktu masih smp hehehe... Semoga bisa kembali menyusuri pantai lain di sekitar Greweng dan semoga kegiatan mantai ini jadi agenda rutin minimal tiga bulan sekali dengan temen-temen di kantor.
5 comments
Nice picture,,,, jalan menuju kesini dari Pantai Wediombo terlihat jelas nggak bang??? salam kenal
ReplyDeleteKalau dulu si gak terlalu jelas. Jadi banyak nanya sama warga sekitar yang lagi lewat cari kayu atau lagi ngurus kebunnya disitu. Salam kenal kembali. :)
DeleteBang mau tanya. Kalo mau ke greweng pake mobil emang parkirnya cuma bisa di wediombo itu? Di greweng g ada parkirannya ya? Makasih bang
ReplyDeleteBang mau tanya. Kalo mau ke greweng pake mobil emang parkirnya cuma bisa di wediombo itu? Di greweng g ada parkirannya ya? Makasih bang
ReplyDeleteIya, setau ku memang belum ada parkiran mobil di greweng. Karena, kontur wilayahnya gak memungkinkan. Kalo udah ksana, pasti nanti paham yg aku maksud. Lagi pula, klo ada parkiran mobil disana akan banyak kealamiannya yang hilang atau rusak.
Delete