Pantai cemara sewu merupakan salah satu tempat wisata pantai yang ada di provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. Lokasi Pantai Cemara Sewu Jogja ini tak sulit untuk ditemukan karena masih satu komplek dengan wisata Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, dan Gumuk Pasir Parangkusumo. Tepatnya letak Pantai Cemara Sewu ini berada di sebelah barat Pantai Parangkusumo. Akses jalannya nya pun cukup mudah, bisa masuk setelah pos TPR parangtritis, atau sebelum pos TPR belok kanan ke arah Pantai Depok. Kalo masih takut kesasar bisa tanya ke penduduk sekitar atau pakai GPS dan google map pasti ketemu. 

Dinamakan Pantai Cemara Sewu ini karena di Pantai ini terdapat banyak pohon cemara sejenis cemara udang yang katanya digunakan untuk menahan abrasi air laut. Aku sendiri agak pangling dengan tempat ini, karena sengatku dulu waktu masih kuliah di Jogja, kayaknya gak banyak pepohonan cemara berukuran cukup besar dan banyak di area ini. Sekarang malah jadi agak sejuk di pantai ini. Bus berukuran besar tidak bisa masuk ke area pantai ini, karena bakal nyangkut dan ngerusak pohon cemaranya. Tapi kalo bus ukuran medium sepertinya masih bisa.  

Aku sendiri tadinya gak ada niat untuk pergi ke pantai ini. Lalu sore weekend kemaren waktu lagi di Jogja, sepupuku mengajak ke pantai ini. Karena liat cuaca yang cukup cerah ke Selatan Jogja, aku pun mau ikut biar tau juga tempatnya sambil menikmati pemandangan senja di pantai yang masih satu garis pantai dengan Pantai Parangtritis yang view sunsetnya udah gak asing lagi. Kami berangkat dari kota Jogja sekitar jam 3 an sore dan sampai di pantai cemara sewu sekitar jam 4 an sore, jadi hanya sekitar satu jam perjalanan. 

Sampai di pintu masuk pantai, disambut jalan tanah yang agak licin dan basah karena memang siang hari nya hujan cukup deras. Namun jadi terasa lebih sejuk berada di pantai ini. Setelah bayar retribusi masuk dan kemudian masuk ke area dekat bibir pantai untuk parkir. Fasilitas yang ada di pantai cemara Sewu antara lain gazebo, beberapa area selfie, kursi gantung, ayunan, toilet dan juga mushola kecil dan beberapa warung warung jajanan. Penjaga parkirnya katanya hanya berada di pantai ini sampai jam 7 malem, kecuali jika ada acara tertentu di pantai ini. 

Begitu mulai liat-liat pantai ini ya isinya orang-orang pada selfie buat di upload di akun social media mereka, karena memang ada titik-titik spot yang cukup menarik di tempat ini. Kami pun juga gak mau kalah untuk ikut selfie sambil menunggu matahari terbenam. Di pantai cemara sewu, pengunjung di larang berenang di pantai. Sudah ada peringatan tertulis di pantai ini. Begitu warna langit mulai semakin indah kami pun langsung menuju area ombak pantai untuk mengabadikan moment matahari terbenam dengan kamera yang kami bawa sambil melihat pengunjung lain yang bersantai menikmati sunset di pantai ini. 

Kontur pantai dan pemandangannya mirip pantai parangtritis, hanya saja lebih sejuk karena ada banyak pohon cemara dan pengunjungnya belum sebanyak pantai parangtritis. Kami sendiri berada di pantai ini sampai jam 18.20 kemudian langsung pulang ke arah kota Jogja. Pantai ini bisa jadi tempat wisata yang cukup menarik yang tidak terlalu jauh dari kota Jogjakarta terutama untuk menikmati pemandangan langit senja ketika cuaca cukup mendukung. Semoga bermanfaat.  

"Queen of The South" Resort merupakan sebuah resort yang terletak di wilayah pesisir Parangtritis Jogjakarta. Namun posisinya terletak di dataran yang lebih tinggi daripada area pantainya, tepatnya lebih dekat dengan area bukit yang dulu biasa digunakan untuk paralayang di parangtritis. Sampai saat ini, masih menjadi satu-satunya hotel yang mengusung konsep beach resort di Jogjakarta. Rabu kemaren aku kesana sebenernya iseng, gak ada rencana kesana. Begitu sampe Jogja, bingung mau kemana dulu, kemudian contact sepupuku. Tadinya pengen nonton di bioskop dan belanja, tapi setelah ngobrol akhirnya kami menuju ke "Queen of The South" Beach Resort disana karena kebetulan cuaca terlihat cerah. Jadi ya diniatin buat nikmatin sunset dan foto-foto aja disana.

Resort ini cukup mudah petunjuk jalannya ketika memasuki gerbang masuk kawasan wisata parangtritis. Setelah pos retribusi wisata ikuti saja jalannya sampai kemudian ada deretan pintu masuk dan pintu keluar pantai parangtritis, lalu tetap lalui terus jalan raya yang menanjak kemudian di sebelah kanan ada petunjuk masuk ke Queen of The South Beach Resort Parangtritis. Lalu akan masuk ke area pemukiman warga kemudian, ikuti saja petunjuknya. Akan mulai terlihat kompleks resortnya. Waktu tempuhnya hanya sekitar satu jam perjalanan dari Malioboro ke resort ini. 

Begitu sampai di resort sekitar jam 4 sore, disambut dengan ramah oleh securitynya di parkiran dan langsung nanya soal fasilitas yang ada di hotel ini. Malah si security ini bisa menjawab lebih ramah dan menjelaskan fasilitas di resort ini dengan luwes. Ada ballroom, ruang meeting, spa, restoran, kolam renang dengan view asik, dan jenis kamarnya. Begitu liat ballroom dan ruang meeting, aku langsung kepikiran kalo nanti ada acara gathering kantor bisa kesini. Dan kalo udah punya istri jadi pengen kesini. Hawane cocok dan romantis gimana gitu, gak kerasa spooky kayak di pantai parangtritis atau parangkusumo. 

Sampai di resepsionis, ada tiga orang disana, dua orang mbak-mbak yang mukanya lagi bete banget kayaknya dan satu orang mas-mas. Terus aku bilang mau ke kolam renangnya. Dan iseng nanya rate kamarnya yang ternyata jauh lebih mahal dengan yang ditawarkan website2 pemesanan hotel secara online. Pas nanya fasilitas hotelnya sama daya tampung maksimal akomodasinya malah males jelasin sama mbak2nya, senyum aja gak. Mungkin abis kena semprot atasannya kali ya. hahaha. Cuma dikasih kartu nama suruh hubungi kantor marketingnya yang ternyata gak disitu tapi di Kota Baru, Jogja. Kemudian mas nya ikut nimbrung dan jelasin fasilitas-fasilitasnya dengan ramah. Lalu aku bayar 100 ribu rupiah untuk tiket masuk ke area resort dan kolam renang yang dibuka untuk umum. Dapat air mineral sebotol kecil dan sebungkus biskuit coklat. Ternyata ada 2 kolam renang di resort ini, namun kolam renang yang satunya hanya khusus untuk tamu yang menginap di hotel. 

Begitu sampai kolam renang, langsung terpukau dengan pemandangan disini. Mungkin karena bukan weekend, jadi pengunjungnya gak banyak. Hanya ada beberapa orang saja yang sedang berenang dan menikmati pemandangan disini. Aku sendiri gak berenang, cuma pengen motret aja dan liat-liat sambil survei lokasi dari berbagai sudut. Kolam renangnya juga gak terlalu dalam sepertinya, bahkan ada juga yang bagian dangkal dengan pembatas, sehingga anak-anak bisa ikutan nyebur didampingi orang tua tentunya. KIta juga bisa memesan makanan atau minuman sambil dinikmati di pinggir kolam renang infinity resort ini. Kami berada disini sekitar dua jam lebih dikit sampai setelah matahari terbenam. Setelah cukup puas menikmati pemandangan kami balik ke kota Jogja dan cari makan sambil nongkrong. Semoga si lain kali bisa balik ke resort ini kalo udah punya istri dan nginep di kamar yang medium atau yang suite, hehehe. Karena liat kamar yang standarnya aku agak kurang sreg. Itu aja si, semoga bermanfaat. 

Pantai Wediombo merupakan salah satu obyek wisata pantai yang terletak di Gunung Kidul, Jogjakarta. Pantai Wediombo menjadi pantai persinggahan rombonganku bersama temen-temen kantor sebelum menuju Pantai Greweng. Kami sampai di pantai ini sekitar jam 1 siang sebelum berjalan kaki menuju Pantai Greweng. Untuk menuju pantai wediombo kita akan menuruni anak tangga dari area parkir. Kami mampir untuk solat dan beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. 

Sempat jalan-jalan sebentar melihat pantai ini. Di pantai nya banyak batuan karang yang tersebar di beberapa titik pantai. Pepohonan juga banyak banyak di pinggir pantai ini, cocok buat berteduh. Pantai nya cukup panjang jadi belum mengexplore semuanya. Hanya sempet memotret beberapa sudut pantainya. Kayaknya bakalan asik kalo sore-sore ke pantai ini semoga bisa kesana lagi. 

Next : Camping di Pantai Greweng

Pantai Baron merupakan salah satu pantai yang ada di wilayah pesisir Wonosari, Gunung Kidul. Yogyakarta. Aku iseng berkunjung ke pantai ini minggu lalu menikmati liburan longweekend sendirian di Jogja. Pergi ke pantai sendirian memang tidak terlalu menyenangkan, tapi ketika orang-orang yang kita ajak berlibur masih sibuk atau tidak bersedia, kita tak bisa memaksakannya. Tapi ya mau gimana lagi, yang penting bisa pergi berlibur aku sudah bersyukur. Sebenernya tak ada niatan untuk pergi ke pantai hari itu, tapi ketika melihat cuaca di arah selatan Jogja dari hotel tempatku menginap terlihat cerah, aku putuskan menuju pantai Parangtritis untuk menikmati pemandangan sunset disana. Namun sampai sana ternyata ada jambore nasional salah satu club motor sehingga sangat ramai, aku putuskan langsung menuju pantai Baron melalui akses jalan dari pantai parangtritis.

Aku kepikiran ke pantai Baron, karena mama ku pernah bercerita tentang pantai ini dan menyukai pantai ini ketika beliau masih muda berkunjung kesana. Aku sendiri baru pertama kali kesana meskipun dulu pernah tiga tahun tinggal di Jogja. Akses jalan ke pantai Baron sangatlah nyaman. Sepertinya belum lama diperbaiki karena warna aspalnya masih sangat hitam dan tulisan marka jalannya masih terlihat jelas. Kita bisa memacu kendaraan dengan kencang namun tetap harus berhati-hati karena jalanan naik turun dan berliku mengitari perbukitan. Pemandangan alam sepanjang perjalanan kesanapun cukup menarik. Di beberapa area kita pun akan melewati pemukiman penduduk. Hanya saja belum ada lampu penerangan jalan disini. Sehingga pada malam hari akan sangat gelap kecuali di bagian yang ada pemukiman penduduknya.

Awalnya petunjuk jalan menuju Pantai Baron dari Pantai Parangtritis belum jelas. Baru setelah setengah perjalanan mulai terlihat petunjuk arahnya. Jika masih bingung bisa bertanya kepada penduduk setempat. Tidak ada pom bensin disini, hanya ada penjualan bensin eceran. Waktu tempuhku dari pantai parangtritis ke pantai baron sekitar satu jam an. Sampai disana kita akan membayar retribusi masuk. Ternyata pantai Baron merupakan salah satu pantai awal yang menjadi destinasi wisata pantai di wilayah ini yang berjajar disepanjang pesisir pantai. Ada pantai krakal, kukup, indrayanti, dan lain-lain. Begitu sampai di pantai Baron terlihat fasilitas yang sudah cukup lengkap seperti area parkir yang cukup teratur, mushola, toilet umum, pasar, pedagang souvenir, rumah makan, dan penginapan. Pantai Baron juga salah satu pantai tempat nelayan disini membawa hasil tangkapannya di laut. Sehingga disini juga terdapat tempat pelelangan ikan pantai Baron. Jadi jangan heran kalo kita akan mencium bau agak amis di pantai ini.

Pesisir pantai Baron tidahlah terlalu panjang dan luas. Pantai ini seperti teluk kecul yang diapit dua bukit yang menjorok ke daratan. Di pinggir pantai banyak terdapat perahu-perahu nelayan yang bersandar. Pengunjung bisa berenang di pantai ini karena ada bagian pantai yang masih landai dan ombak tak terlalu besar namun tetap ada batas area aman. Ada payung-payung yang disewakan untuk para pengunjung yang mampu bersantai atau berjemur. Yang menjadi titik perhatianku adalah mercuar yang terletak di sebelah kiri bukit di pantai Baron ini. Aku pun mencoba naik ke atas bukit kecil ini untuk menikmati pemandangan dari mercusuar tersebut. Untuk naik ke atas bukit, pengunjung akan dipungut retribusi masuk, dan kalo mau naik ke mercusuar akan dipungut biaya lagi. 

Pemandangan sepanjang mau naik ke arah mercusuar ini sangat menarik apalagi dengan angin laut yang terasa sejuk. Akan terasa bahwa kita sangat kecil dibandingkan alam semesta ciptaan Allah Swt. Terdapat pula beberapa penjual makanan dan minuman di pinggiran bukit ini, Sehingga kita bisa menikmati pemandangan sambil bersantai disana. Aku cukup lama berada di bukit ini cukup lama sampai matahari sudah tidak terlihat lagi. Bukan spot yang terlalu bagus untuk menikmati sunset, namun pemandangan dan suasannya cukup menarik dan menenangkan. Lalu aku turun dari bukit tersebut, beristirahat sejenak di pantai lalu pulang ke kota Jogja. Untuk jalan pulangnya aku melewati jalan yang berbeda. Karena jalan raya yang tadi kulewati pasti sangat sepi dan tanpa lampu penerangan. Akhirnya aku mengikuti kendaraan di depannya yang cukup banyak dan coba melewati ruten lain dan ternyata melewati jalan Jogja-Imogiri-Wonosari yang tembusnya adalah terminal Giwangan Jogja.hehehe. Semoga aku bisa kembali berlibur kesini dan menikmati pantai-pantai lain di wilayah tersebut.