Photo ini merupakan satu-satunya foto keluarga yang dipajang di rumah karena termasuk versi lengkap dari anggota keluarga kami, ada kedua tua ku dan ketiga orang kakak ku. Ada juga tambahan saudara iparku dan keponakanku. Photo ini diambil dengan menggunakan kamera pocket dengan bantuan timer dan tripod pada hari raya Idul Fitri tahun 2006 di kampung halamanku. Aku waktu itu masih dibangku kuliah. Moment ini sangat special, karena sangat sulit bagi kami untuk bisa berkumpul dengan lengkap seperti ini. Bisa dibilang cuma ini satu-satunya foto keluarga kami yang lengkap. Moment yang tidak mungkin bisa terulang. Photo ini sudah mengalami editing ala kadarnya. Dan atas permintaan ibu ku, aku tambahkan satu orang yang sebenernya belum ada dimoment photo tersebut.
Seperti biasa menjelang malam, mobil truk dan bus yang sudah mengantri di pelabuhan Bakauheni mendapat giliran masuk kapal ferry satu persatu yang dibantu petugas pelabuhan untuk memarkirkan kendaraan dalam kapal dengan rapi. Bus yang ku tumpangi pun akhirnya mendapat giliran setelah menunggu sekitar 30 menit. Perlahan bus masuk ke dalam kapal ferry (Titian Mufida atau Jatra 2, aku agak lupa) yang memiliki dek bawah yang mampu mengangkut puluhan bus dan truk ini. Setelah terparkir rapi petugas menyuruh semua penumpang untuk naik ke dek atas untuk alasan keamanan dan kenyamanan jika kapal sudah mulai berjalan. Klakson kapal ferry pun berbunyi keras, pertanda bahwa kapal mulai berjalan, saya dan penumpang lain pun bersiap untuk turun. Tiba-tiba bruk, terdengar suara keras dan ternyata truk Fuso panjang yang berada di depan bus kami mundur dan menabrak bagian depan bus bermesin mercy dengan bodi Proteus dari karoseri Laksana namun dengan lampu depan New Marcopolo. Para penumpang kaget, aku pun sangat terkejut karena aku sedang berada di samping tempat duduk sopir karena bersiap untuk turun.
Kejadian tersebut menyebabkan bagian depan bus penyok dan kaca terlihat garis retak cukup panjang di bagian tengah akibat terkena bak mobil truk. Padahal bus milik Rosalia Indah ini, waktu itu baru berjalan sekitar 3-4 bulan dengan rute Lampung-Blitar. Kernet pun segera melaporkan kejadian ini ke petugas kapal dan menghadap ke ruang nahkoda. Akhirnya sopir truk tersebut dipanggil untuk segera menggerakkan truknya. Truk kembali bergerak maju sedikit ke posisi semula, rem tangan pun dipastikan dalam posisi penuh dan ban mobil truk diganjel balok kayu semua. Ternyata yang membuat truk itu mundur dan menabrak bus karena rem tangan yang kurang dalam posisi penuh dan truk yang ditidak diganjel, sehingga ketika kapal terkena gelombang yang cukup kuat truk pun mundur dan menabrak bus yang aku tumpangi. Sopir dan kernet kedua kendaraan ini pun berdiskusi dan dimediasi oleh pihak petugas kapal, bus pun di cek dan masih layak untuk jalan. Akhirnya disepakati untuk melakukan klaim asuransi untuk mengganti kerusakan bus. Ternyata tarif kapal ferry yang dibayarkan sudah termasuk asuransi, sehingga kendaraan yang berada di dalam kapal ferry mendapat perlindungan penuh dari asuransi. Yup, itulah pengalaman pertamaku mengalami kecelakaan ketika menggunakan angkutan umum bus dan itulah pengalaman pertamaku naik bus eksekutif Rosalia Indah pada tahun 2008.
Waktu itu aku memilih menggunakan bus Rosalia Indah karena udah gak kebagian lagi tiket bus Metro-Jogja dari bus Putra Remaja maupun Puspa Jaya. Akhirnya aku pun memutuskan untuk mencoba menggunakan jasa bus Rosalia Indah. Tiketnya waktu itu kalau tidak salah masih 245ribu. Sekarang harga normal tiket bus eksekutif Rosalia Indah Lampung ke Semarang, Jogja, Solo atau sebaliknya 285ribu. Harga tiketnya biasanya selisih 10-30ribu lebih tinggi dibandingkan Puspa Jaya maupun Putra Remaja dengan jurusan yang sama. Namun terkadang tiket bus Rosalia Indah akan sedikit lebih murah jika ada tiket promo yang kadang dilakukan menajemen Rosalia Indah di minggu-minggu tertentu. Meskipun jarang sekali berlaku untuk jurusan Jawa Sumatra, hanya untuk jurusan AKAP di pulau Jawa. Dengan membayar tiket bus eksekutif tersebut, penumpang akan menikmati fasilitas bus seperti AC, recycling seat 2-2, tv, selimut, bantal, makan di restoran Ros In, snack, dan tentu saja toilet di dalam bus. Namun mulai 2010 pelayanan lebih baik dapat dirasakan ketika menggunakan jasa bus Rosalia Indah dari Jawa ke Sumatra. Seperti mendapat jatah makan 2 kali yaitu 1 nasi kotak ketika berangkat, dan 1 kali makan di restoran Ros In, serta 1 kali snack dan 1 kali coffe break tengah malam ketika bus beristirahat di agen resmi Ros In daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat. Oleh karena itu lebih terasa pelayanan yang lebih baik jika naik Rosalia Indah dari Jawa ke Sumatra dibandingkan dari Sumatra ke Jawa. Meskipun hal ini biasanya hanya berlaku ketika musim liburan dan lebaran dan cenderung kurang stabil dan kurang merata, tapi entah kenapa aku pas dapet terus ya.
Untuk jurusan dari Lampung-Solo biasanya kalau berangkat dari Metro jam 1-2 siang. Jika berangkat dari Bandar Lampung (Way Halim) sekitar jam 4 sore, berangkat bersamaan dengan bus-bus Rosalia yang lain. Sedangkan jika jurusan Solo-Lampung untuk kelas eksekutif ada 2 pilihan waktu biasanya, terutama jika berangkat dari kantor pusatnya, ada yang sore (jam 3-4 ) ada juga yang menjelang magrib atau bahkan sesudah magrib (sekitar jam 6). Lama perjalanan biasanya 20-24 jam. Aku belum pernah naek Rosalia Indah kelas eksekutif Solo-Lampung maupun sebaliknya lewat jalur selatan, selalu lewat jalur utara. Biasanya dapat makan malam di restoran Sari Rasa di Kendal kalau dari Solo, dan restoran Rosalia Indah yang di Bitung kalau dari Lampung. Untuk armadanya kebanyakan bukan yang baru kalau yang eksekutif jurusan ke Lampung. Yang penting biasanya soal kondisi mesinnya. Untuk jurusan Lampung Rosalia Indah hanya ada kelas VIP atau Bisnis AC (With Toilet) serta paling tinggi bus kelas Eksekutif Rosalia Indah. Bedanya cuma jarak antar kursi yang lebih sempit dan tidak mendapat snack dan bantal kalau tidak salah. Tapi aku pernah liat bus patas AC non toilet pas lebaran melenggang dari Lampung. Tapi gak tau, apakah untuk hari normal juga ada. Semoga si bakalan ada yang kelas Super Executive nya, karena kalau ada aku pasti mau nyoba, dah lama gak ada bus super executive atau big top yang nyebrang sampe Lampung.
Armadanya katanya si gak ada bus nya yang pake air suspension pada awalnya, tapi kalau sekarang untuk armada baru & trayek baru bnyak menggunakan bus-bus baru dengan air suspension. Meskipun aku sendiri pernah merasa bersyukur walau bus ini gak pake air suspension dalam suatu kejadian di tol pejagan garapan perusahaan Bakrie, dimana waktu itu bus Rosalia Indah yang kutumpangi melaju cukup kencang, tapi ternyata sopir sepertinya lupa kalau tol Pejagan ini banyak jalan mulus namun bergelombang cukup tinggi sehingga suspensinya terus bergerak keatas dan kebawah dengan kencang dan cukup tinggi yang hampir menyebabkan bus oleng. Penumpang pun sempat panik dan berteriak. Untung saja sopir segera mengurangi kecepatan dan sedikit mengerem dan kernet menyuruh para penumpang untuk menyeimbangkan berat bus kanan dan kiri dengan berpegangan ke besi dijendela. Aku membayangkan jika bus Rosalia yang aku naiki itu pake air suspension kemungkinan besar akan terasa lebih ngeper. Meskipun jika jalan stabil akan cenderung lebih nyaman si pake air suspension. Hehehe... Yang penting bersyukur masih selamat, karena sebulan terakhir aku denger dua kecelakaan bus Rosalia Indah yang cukup parah, yang dialami bus baru kelas eksekutif dan super eksekutif. Mungkin bus baru juga bikin sopir jadi pengen ngeblong terus ya..hehehe
Bus eksekutif Rosalia Indah sedikit berbeda dengan rata-rata bus eksekutif yang melenggang Lampung-Solo/Jogja. Terutama dalam hal jarak antar tempat duduknya yang relatif lebih sempit dan kursi yang tidak memiliki tempat kaki (betis) yang menempel di kursi yang di duduki, yang ada hanyalah tempat kaki yang berada di bawah tempat duduk dari masing-masing kursi depannya tempat duduk penumpang. Hal ini lah yang selalu menjadi keluhan utama bagi para penumpang yang pernah merasakan kursi yang lebih nyaman dari pengalaman menggunakan armada PO lain, apalagi jika tubuhnya lumayan tinggi kaki pun terasa lebih cepat pegal. Terlihat sekali agar tujuannya bus ini mampu mengangkut penumpang lebih banyak. Namun hal ini bisa disiasati, misalnya dengan memilih tempat duduk di 2 atau 3 baris pertama dari depan. Pengalamanku dari berkali-kali menggunakan bus eksekutif Rosalia Indah, dua atau tiga baris pertama kursi bagian depan jarak antar kursinya dari depan ke belakang cenderung sedikit banget lebih lebar dari kursi yang lain. Lumayanlah dari pada belakang-belakangnya. Baik itu dengan bodi bus New Marcopolo, Proteus, bahkan Travego. Meskipun ya masih terasa kurang lebar.
Kebanyakan bus ini melalui rute pantai utara Jawa, meskipun ada juga yang lewat jalur selatan. Jumlah armadanya cukup banyak, sekitar 300 menurut seorang teman yang pernah kunjungan studi ke kantor pusat Rosalia Indah. Manajemen perusahaan nya tergolong cukup profesional dibandingkan armada lain pada umumnya. Bahkan berhasil memperluas bisnis ke berbagai bidang, dari transportasi, delivery, perdagangan, F&B, serta bidang perhotelan. Jika kita naik dari kantor pusatnya di Palur, Solo, maka akan terasa seperti di terminal yang khusus diisi bus Rosalia Indah. Dari pengalamanku untuk ukuran jadwal keberangkatannya yang paling mendekati ontime dibandingkan armada lain. Alhamdulillah belum pernah mengalami naik armada ini yang namanya bus mogok. Meskipun teman maupun maupun kerabatku ada yang sering ngalamin waktu naik armada bus ini. Sampai sekarang, jasa bus ini pun masing sering ku gunakan. Terakhir dari Lebak Bulus ke Jogja akhir Febuari lalu. Berangkatnya ontime sesuai jadwal. Bahkan dapat tiket promo bus eksekutif Rosalia Indah Jakarta-Solo dengan membayar 140ribu karena harga tiket normalnya 155-160ribu. Padahal niatnya mau naik yang kelas super eksekutifnya yang waktu itu hanya 170ribu (normal 200ribu) namun ternyata SE Rosalia tak ada yang berangkat dari terminal Lebak Bulus. Jika ada keluhan atau kritik, manajemen Rosalia Indah membuat layanan pengaduan di nomer hp yang tertera di dalam bus, aku pernah nyoba sms sekali, cuma ada balasan terima kasih atas kritik dan sarannya dan semoga tetap ... ya bla bla bla... gitu deh. Standar, sepertinya si mesin penjawab sms otomatis.
Jasa bus Rosalia Indah mulai sering aku gunakan semenjak pindah merantau di Solo. Aku lebih suka naik Rosalia karena tempat menunggu bus nya yang cukup nyaman dan keseriusan manajemen perusahaannya dalam menjalankan bisnis ini yang terlihat dari fasilitas yang disediakan. Meskipun ya masih ada minus disana sini. Terutama soal tempat duduk penumpang di bus eksekutif yang kurang seperti bus eksekutif Jawa Sumatra pada umumnya. Bahkan tempat duduk bus Damri kelas Eksekutif jurusan Gambir-Bandar Lampung lebih lebar & terasa lebih lega jarak antar kursi depan & belakangnya dibandingkan Rosalia Indah. Selain itu ada pula yang kurang membuat nyaman soal masalah oper bus untuk bus Rosalia Indah yang berangkat dari kotamadya Metro. Para penumpang dari Metro ke pulau Jawa, biasanya akan dipindah ke bus Rosalia Indah yang lain begitu dia sampai di kantor agen resmi Rosalia Indah di Way Halim.
Tidak cuma dari Metro, biasanya juga terjadi pada penumpang yang berasal dari Bandar Jaya dan Kotabumi. Tapi semua itu tergantung tujuan si penumpang. Alasannya si katanya untuk memudahkan pengelompokan keberangkatan bus sesuai dengan tujuan si penumpang dan trayek bus Rosalia Indah. Misalnya penumpang yang tujuannya hanya Jogja akan dikumpulkan jadi satu dalam satu bus, penumpang yang tujuannya blitar atau madiun juga dikumpulkan dalam satu bus, dan juga tujuan yang lain sesuai dengan trayek bus. Yang paling enak biasanya yang tujuannya Solo, karena semua bus Rosalia Indah akan lewat atau menuju Solo, karena kantor pusatnya disana. Hanya saja biasanya dipindahkan ke bus yang kemungkinan besar yang paling cepat sampai di Solo. Untuk tujuan dari Jawa ke Sumatra oper penumpang biasanya tidak terjadi, kecuali mungkin penumpang yang berasal dari wilayah Jawa Timur, tapi jarang terjadi. Kalaupun terjadi biasanya karena ada gangguan pada bus, dan biasanya dioper ketika berada di kantor pusat Rosalia Indah di Palur.
Yang paling merepotkan jika oper penumpang antar bus Rosalia Indah ini terjadi adalah pemindahan barang-barang bawaan penumpang yang biasanya relatif cukup banyak. Selain itu jika oper ini terjadi, jika sebelumnya si penumpang naik bus yang terlihat lebih bagus dan bersih kemudian pindah ke bus yang kurang terawat, tua, atau pun kurang bersih maka akan ada keluhan. Meskipun penumpang tak ada pilihan lain selain menerima keputusan oper tersebut. Dan yang paling parah, jika terjadi oper bus dan menyebabkan si penumpang tidak mendapat nomor tempat duduk yang sama dengan bus sebelumnya. Maka dia biasanya akan protes langsung ke sopir maupun staf kantor perwakilan Rosalia Indah. Kecuali jika tempat duduknya dipindah ke yang lebih nyaman, misalnya tadi nya dia duduk di belakang dekat toilet, kemudian dipindah ke bagian di depan, tentu saja dia tidak akan menolak. Aku si berharap oper bus ini tidak selalu terjadi dan ada jalan keluar lain untuk kejadian rutin ini. Karena bus eksekutif Putra Remaja yang jurusan Metro ke Jogja, Semarang, Solo, jarang ada oper bus sesama armadanya.
Meskipun demikian yang paling aku suka dari Rosalia Indah adalah keberangkatan bus ada yang sore dan ada yang malam untuk jurusan ke Lampung. Sehingga aku lebih memilih yang jadwal malem, supaya yang nganter aku enak, dan yang jemput aku nanti juga enak waktunya. Karena aku biasanya turun di Way Halim. Selain itu mengenai kantor perwakilannya atau agen resmi yang ada banyak di luar terminal. Sehingga tidak perlu datang ke terminal langsung yang kadang membuat kurang nyaman. Bahkan mulai tahun 2010, Rosalia mempercantik kantor perwakilannya satu persatu di berbagai wilayah, sehingga terlihat aroma branding yang kuat dan juga kenyamanan yang meningkat. Karena kantor agen perwakilan tersebut menjadi lebih rapi, bersih, dan bahkan ada restorannya yang bersih. Meskipun jika di agen resmi di terminal hal ini tidak bisa kita dapati. Di Metro sendiri Rosalia sekarang harus naik dari terminal, karena peraturan pemerintah kota yang kini melarang bus AKAP masuk dalam kota. Padahal tadinya hampir banyak kantor perwakilan resmi bus-bus AKAP favorit berada di dalam kota Metro. Kecuali jika bus tersebut sampai atau berangkat malam hari di kota Metro masih mendapat ijin khusus, atau memang nyelonong, aku kurang tau.
Terakhir aku naik Rosalia Indah dari Bandar Lampung bulan Desember lalu, ada satu kejadian yang kurang mengenakan. Meskipun hal ini bukan berasal dari kesalahan pihak Rosalia secara langsung. Ketika berada di dalam ferry yang menyeberangi Selat Sunda, salah satu penumpang Rosalia Indah mengalami kehilangan tas di dalam bus. Padahal tas itu berada di kursi paling depan, di belakang kursi sopir. Kondisinya waktu itu semua penumpang harus naik ke dek atas termasuk awak bus. Hanya si sopir Rosalia yang kemudian kembali ke dalam bus untuk tidur. Ketika penumpang kembali ke bus, ternyata tas si penumpang ini hilang dan beberapa tempat duduk lain yang terdapat barang bawaan juga sempat diperiksa oleh si pencuri namun hanya tas si ibu penumpang ini yang dibawa. Isi tasnya adalah baju-baju baru yang masih berlebel swalayan yang cukup banyak untuk oleh-oleh dan nilainya hampir tiga juta rupiah.
Apes nya lagi anak kedua si ibu ini yang mengantar sampe bus adalah anggota Polisi satuan Brimob yang sudah meminta tolong awak bus untuk selalu memperhatikan dan menjaga ibu nya ini sampai tujuan di Kendal, karena ini pertama kalinya beliau menggunakan bus Lampung-Kendal. Masalah pun semakin memanas. Akhirnya pun debat dan diskusi terjadi, si ibu nangis dan marah-marah dalam bahasa Madura. Debat di telepon juga terjadi dengan pihak keluarga dan kernet bus. Akhirnya diputuskan bahwa akan ada ganti rugi dari pihak Rosalia Indah dengan syarat harus mengurus klaim di kantor pusat Rosalia. Awak bus ini pun sempat diintrogasi oleh anak pertama si ibu tersebut ketika sampai di Kendal selama hampir setengah jam dipinggir jalan. Dan ternyata anak pertama ibu tersebut anggota satuan intel polda jateng yang sedang bertugas di Kendal. Makin rumit aja ya keliatannya.
Tapi bukan itu yang membuatku kesal, yang membuatku kesal adalah ternyata si pencuri tersebut juga sempat mengecek bagasi bus yang berada di bawah bus. Terbukti bahwa ketika aku sampai di rumah di Solo, aku buka isi tas dan ternyata susunannya sudah berubah, semua baju putihku terdapat sidik jari dari tangan yang kotor dan bau oli yang khas kalo kita naik kapal ferry di dek bawah, serta yang aku heran celana dalamku hilang semua. Hahaha... penting ya. Untung di tas satunya yang aku bawa masih ada. Kemungkinan si pencuri tidak menemukan barang berharga yang ia cari, tapi ia membuat bahwa tas soalah-olah tidak dibuka dari luar. Karena kernet bus rosalia juga sempat mengecek bagasi kalau barang masih terlihat sesuai posisi, meskipun ternyata dalamnya udah dicek oleh para pencuri. Pertanyaan siapa dan kapan pencurinya. Itu yang males gw pikirin. Yang jelas aku berpikir kemungkinan besar bukan cuma aku yang tasnya di bagasi tersebut disatroni pencuri. Yang aku sesalkan adalah bahwa kernet bus Rosalia Indah kemungkinan besar lupa mengunci bagasi. Dan kemungkinan juga tidak mengunci bus & bagasi. Atau malah jangan-jangan bagasi dan pintu bus nya dibobol atau sengaja tidak dikunci. Yang jelas ini adalah keteledoran. Semoga si hal ini tidak terulang. Meskipun demikian mau gak mau aku masih mau naik armada ini kok, karena makin banyak pembaruannya, dan juga tidak terlalu banyak pilihan lagi. Seharusnya sebuah perusahaan seperti Rosalia Indah mampu memberikan layanan jasa yang lebih baik dari yang sekarang. Jika hanya masalah mengejar target pemasukan dan keuntungan, akan berdampak buruk juga nantinya buat manajemen. Kesempatan buruk memang selalu ada, positif thinking si boleh aja, tapi kita tetap wajib harus waspada terutama dalam perjalanan antar wilayah antar kota. Waspadalah Siagalah. :)
sumber foto : bismania website
Nama ku Dani Setiawan. Aku anak dari keluarga sederhana yang dibesarkan jauh dari perkotaan dan aku sangat bersyukur akan hal itu. Aku anak keempat dari empat bersaudara. Lahir pada hari Jumat, 3 April 1987 di desa Sukoharjo, kecamatan Sekampung yang waktu itu masih masuk wilayah kabupaten Lampung Tengah, dan sekarang masuk wilayah Lampung Timur dan tentu saja bukan Jawa Tengah. Kedua orang tua ku merupakan keturunan dari warga Plat R di Jawa Tengah.
Pernah mengenyam pendidikan resmi di daerah Lampung, Jogja, dan Solo. Still Single. Sekarang masih sering kelayapan di tanah perantauan sekitaran wilayah Jawa Tengah dan lebih banyak sibuk dalam pekerjaan yang berbau brand development, promosi, digital marketing, periklanan, content strategy, social media management, product development, and other marketing communication things. Selain mengelola blog ini, ada juga beberapa blog yang masih aku tangani.
Pernah mengenyam pendidikan resmi di daerah Lampung, Jogja, dan Solo. Still Single. Sekarang masih sering kelayapan di tanah perantauan sekitaran wilayah Jawa Tengah dan lebih banyak sibuk dalam pekerjaan yang berbau brand development, promosi, digital marketing, periklanan, content strategy, social media management, product development, and other marketing communication things. Selain mengelola blog ini, ada juga beberapa blog yang masih aku tangani.
Hobby traveling, fotografi, blogging, diskusi, dan nonton film. Lebih lengkap tentang ku, bisa mengeksplore blog ini atau yang ingin ngobrol, hunting foto, ngajakin nongkrong, ngajakin jalan-jalan, atau saling share pengalaman bisa contact aku di :
Email : danisetiawanku@gmail.com
Email : danisetiawanku@gmail.com
Facebook : www.facebook.com/danisetiawanku
Twitter : www.twitter.com/danisetiawanku
Google + : www.google.com/+DaniSetiawan
Salam Kenal.
Malam hari di bulan Ramadhan 2009, seminggu sebelum hari raya Idul Fitri, bus Putra Remaja berwarna biru dengan motif gambar Spiderman dibodi nya yang ku tumpangi, menabrak bus kota mogok yang sedang ditarik oleh mobil box milik salah satu franchise mini market di daerah Krapyak, Semarang. Tabrakan beruntun pun tak bisa dihindari. Rem yang kurang pakem, jalan yang licin karena hujan, dan sopir bus yang lagi cengar cengir di dalem bus membuat kecelakaan ini terjadi. Ini lah pengalaman kedua ku, bus yang ku tumpangi mengalami kecelakaan. Bahkan lebih parah. Hal ini pun membuatku semakin kesal, karena lutut kananku mengalami cedera, apalagi karena sebelumnya aku menjadi korban ketidakprofesionalan agen resmi PO Putra Remaja di Solo dan Semarang. Bagaimana tidak, ternyata aku diberi tempat duduk yang telah menjadi jatah agen Solo, malah si agen Semarang ini memberikan tempat duduk di nomer yang sama kepada orang lain. Berhubung penumpangnya cewek, jadi aku dipaksa mengalah oleh agen perwakilan Semarang untuk pindah tempat duduk di kursi paling depan di tengah, di sebelah sopir.
Menurut beberapa penumpang lain, hal ini sering terjadi antara agen resmi Solo dan Semarang, dan yang menjadi korban tidak lain adalah penumpang. Padahal itu pengalaman pertama ku naik bus Putera Remaja dari Solo, karena dah 3 tahun terakhir aku menggunakan jasa bus eksekutif Putera Remaja untuk mudik ke kampung halamanku dari dan ke kota Yogyakarta. Dari tiketnya masih 160 ribu sampai dengan 310 ribu karena tuslah lebaran untuk jurusan Lampung-Jogja maupun sebaliknya. Kalau gak salah sekarang tarif normalnya sekitar 250-265rb untuk bus eksekutif jurusan Lampung-Jogja, Lampung-Solo maupun sebaliknya. Setelah kecelakaan terjadi polisi datang dan menginvestigasi para sopir dan saksi mata di tempat. Sopir bus pun lari entah kemana. Tinggal kernetnya. Akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan dengan sopir pengganti dan polisi mengawal sampai ke restoran Sari Rasa untuk memastikan bus akan di ganti, karena kondisi bus yang penyok bagian depan dan kaki-kaki bus bagian depan yang sudah terasa tidak sangat nyaman.
Aku pun masih duduk di depan, memegangi lututku yang memar sambil ngobrol dengan polisi yang mengawal. Untuk pertama kalinya aku naik bus pakai seat belt sebagai penumpang karena aku masih sedikit trauma dan kecelakaan yang membuat rem bus semakin kurang baik, bus pun dipacu sangat pelan.Akhirnya pun kami dipindah ke bus Putra Remaja lain yang memang sudah disiapkan di rumah makan Sari Rasa. Perjalanan pun di lanjutkan, setelah terhambat hampir tiga jam. Hampir semua anggota keluargaku dan teman-temanku dari Lampung jika bepergian ke Jogja, bus Putra Remaja menjadi pilihan utama. Bus dengan armada ber plat AB dan B ini telah melayani rute Jogja-Lampung dan sebaliknya sudah cukup lama, kalau tidak salah dari era 1980an. Pelanggan setia nya pun cukup banyak, terutama mereka para perantauan yang biasa bolak balik Jawa-Lampung. Tidak ada armada non ac atau ekonomi di PO Putra Remaja, tapi gak tau juga kalau dulu. Yang masih ada hanyalah armada kelas VIP dan Eksekutif. VIP lebih mirip bus patas AC atau bisnis pada kelas armada bus lain. Rute terjauh untuk Putra Remaja, yaitu jurusan Solo-Jambi dan sebaliknya.
Rute bus biasanya melalui jalur Selatan dan jalur pantai utara Jawa. Dan terkadang mengambil jalur tengah sebagai alternatif. Kantor pusatnya ada di Demak Ijo, Ring Road Yogyakarta. Bus ini tergolong salah satu paling nyaman untuk rute Jogja-Lampung dan sebaliknya kalau dapet armada-armada yang masih lumyan baru, kalau yang armada lama, sudah tidak meyakinkan lagi, karena biasanya cendurung kurang on time dan kemungkinan mogok lebih besar. Daerah tujuan di Lampung pun banyak tercover karena tidak cuma sampai terminal Rajabasa. Biasanya dengan tiket bus eksekutif yang dibayarkan, penumpang akan mendapat kursi recycling seat yang cukup nyaman, dan jarak antar kursi depan dan belakang yang cukup lebar, toilet di dalam bus tentu saja, AC, bantal, selimut, snack satu kali, dan makan di salah satu restoran pemberhentian. Biasanya di rumah makan Lestari, jika lewat jalur selatan, dan rumah makan Sari Rasa di Weleri jika lewat jalur pantura. Ketika dalam perjalanan, rata-rata supir bus armada ini paling tidak suka jika berada di belakang truk besar atau truk panjang, jika hal tersebut terjadi mereka langsung menyalip truk tersebut. Rata-rata bus ini dipacu tidak terlalu kencang, namun cukup cepat dan stabil, meski ada juga yang beberapa suka memacu kencang bus nya, namun tidak ugal-ugalan. Lama perjalanan dari Lampung ke Jogja maupun sebaliknya sekitar 20-24 jam sudah termasuk 2,5 – 3,5 jam penyeberangan ferry di Selat Sunda.
Bus dengan armada rakitan Adi Putro, Morodadi Prima, dan New Armada ini cukup populer di kalangan siswa dan mahasiswa perantauan di Semarang dan Jogja yang berasal dari Lampung. Biasanya bus ini menjadi pilihan pertama yang digunakan untuk mudik, jika tidak kebagian tiketnya baru mereka mencari alternatif lain. Tidak heran jika menjelang hari raya lebaran, agen sudah membuka pemesanan tiket satu bulan sebelumnya. Karena jika tidak pasti tidak akan kebagian bus eksekutifnya. Jangan kaget kalau naik bus ini pas lebaran, isinya wajah muda para generasi muda perantauan dari Sumatra. Namun ada juga yang lebih suka menggunakan jasa PO Puspa Jaya maupun Rosalia Indah dibandingkan Putra Remaja, kemungkinan karena pengalaman mereka yang pernah kecewa dengan pelayanan Putra Remaja. Memang soal pelayanan terhadap penumpang, PO ini memang sekarang cenderung kurang stabil, tidak seperti dulu. Ya begitu lah menurutku dan pendapat beberapa teman-temanku yang masih menggunakan jasa bus ini, terutama ketika musim mudik lebaran.
Armada bus ini biasanya berangkat di atas jam satu siang, tergantung tujuan. Paling sore jam 16.00 untuk jurusan Yogyakarta-Lampung. Sedangkan jika dari Lampung itu pun tergantung daerah keberangkatannya. Kalau dari Metro biasanya jam 2 siang. Armada ini lebih terkenal di kalangan penumpang dari Metro dan Bandar Jaya. Karena penumpangnya tidak dipindah ke bus Putra Remaja yang lain di Bandar Lampung, tidak seperti Rosalia Indah dan Puspa Jaya yang terkadang akan memindahkan para penumpangnya ke bus lain ketika sampai di Bandar Lampung yang masih satu armada sebelum berangkat ke Jawa. Seperti namanya Putra Remaja, jika musim lebaran dan musim libur panjang sekolah, penumpangnya biasanya adalah para siswa dan mahasiswa yang mudik, atau biasanya orang tua yang mau menengok anaknya di Jawa. Di bus ini pun biasanya menjadi ajang reuni bagi para perantauan ini. Saya yakin banyak cerita dan memori yang dialami berbagai penumpang yang menggunakan jasa bus ini. Bahkan tidak sedikit yang bertemu dengan lawan jenis yang kemudian menjadi pasangan hidupnya di bus ini, meskipun ada juga pengalaman pahit yang sangat ini dilupakan karena naik bus armada ini.
Aku sendiri menggunakan jasa bus ini semenjak tahun 2005 dan cukup setia sampai 2008 ketika masih merantau di Jogja, sampai akhirnya aku pindah ke Solo akhir tahun 2008. Terakhir menggunakan jasa armada ini tahun 2010, dari Metro ke Solo. Itu pun sangat mengecewakan, gak dapet bantal, gak dapet snack, bus yang tidak on time, armada tua, di perjalanan pun terasa kurang nyaman. Namun dari tahun 2009 hingga sekarang aku lebih sering menggunakan jasa bus dari PO Rosalia Indah karena pelayanannya cenderung lebih stabil. Tidak dapat dipungkiri, Putra Remaja telah memberiku banyak kenangan yang indah, sedih, dan buruk. Yang paling ku kenang selain soal kecelakaannya adalah waktu mudik bareng temen-temen seperantauan, bus rasanya seperti milik sendiri. Kami sadar kalau kami waktu itu cukup mengganggu kenyamanan penumpang bus yang lain, karena kami cukup berisik dan asik sendiri.
Tiga kali aku mendapat pengalaman bus Putra Remaja ”mogok” di perjalanan, yang 2 kali hanya sebentar , sekitar 30 menit. Sedangkan yang satu lagi sekitar 6 jam. Waktu itu mogok tepat di depan gerbang tol Kalihurip pas dapet bus PR berwarna biru bermotif balon udara dan bermesin Scania. Masalah perseneling menjadi penyebab utamanya. Parahnya kerusakan waktu itu membuat kami harus menunggu bus pengganti yang tiba cukup lama, akhirnya aku tiba di terminal Jombor Yogyakarta pukul 23.30 padahal biasanya aku sampai kota Jogja antara jam 11 siang sampai jam 3 sore. Beruntung waktu itu ada teman baik yang mau menjemput ku di terminal. Hal itu terjadi waktu abis lebaran tahun 2007 aku berangkat kembali ke Jogja setalah mudik lebaran. Di atas bus Putra Remaja bermesin Scania dengan bodi Adi Putro tersebut di depan agen resmi PO Putra Remaja di Metro, itulah terakhir kali melihat Ayah ku sebelum tiga bulan kemudian beliau meninggal di Mekkah. Aku tidak menyangka waktu itu menjadi senyuman terakhir beliau yang ku lihat langsung dari atas bus. Seorang sosok ayah yang selalu membimbingku dan menjadi panutan ku.
Armada bus Putra Remaja sekarang menggunakan gambar penguin di bodinya. Untuk armada ada yang baru dan masih banyak juga menggunakan armada lama yang ganti menggunakan bodi baru dan warna baru, namun masih ada yang masih menggunakan gambar armada lama yang khas dengan bebek terbang atau bangau ya itu? Armada bus eksekutif yang paling baru ku lihat menggunakan body new marcopolo dan juga jupiter li., bahkan ada beberapa unit yang menggunakan bodi Proteus. Tapi ada juga bus pariwisatanya yang sudah menggunakan body Jet Bus dari Adi Putro. Bus memang menjadi pilihan utama moda transportasi umum para perantauan dan penumpang dari berbagai kalangan Lampung menuju Jogja dan sekitarnya sudah cukup lama. Karena hanya ada pesawat sebagai moda transportasi lain. Namun relatif mahal, dan belum ada penerbangan langsung tanpa transit untuk jurusan ke arah Jawa Tengah, Jogja, dan Jawa Timur, serta letak bandara yang kurang strategis sehingga tidak bisa menjangkau wilayah Lampung yang luas. Karena tidak mungkin pula naik kereta, karena harus menyeberangi Selat Sunda. Tidak pula naik kapal laut karena rute yang berbahaya dan waktu tempuh yang cukup lama. Akhirnya bus menjadi alternatif utama untuk solusi tersebut. Jika jembatan Selat Sunda memang jadi di bangun, pasti akan lebih memudahkan transportasi antara Jawa dan Sumatra. Ya semoga aja jadi dan gak ambruk.
sumber foto : website bismania
sumber foto : website bismania
Sore itu di akhir januari
2012, hujan rintik yang menjadi deras menemani keberangkatanku ke kota Solo dari kota Bandung dengan bus
New Marcopolo bermesin mercedez dari perusahaan otobus (PO)
Pahala Kencana, hasil rakitan karoseri Adi Putro. Yup, bus kembali menjadi
pilihan moda transportasi yang ku pilih, karena turunnya nanti lebih dekat
dengan daerah tujuanku. Meskipun berangkatnya terlambat 30 menit dari waktu
yang ditetapkan, namun tidak terlalu membuatku kesal. Setelah sebelumnya menikmati liburan dan
beristirahat di Bandung hampir 2 minggu. Aku diantar oleh salah satu mahasiswa
yang baik hati, yang merupakan mahasiswa dari temanku yang bekerja sebagai
dosen di salah satu perguruan tinggi ternama di Bandung. Karena dia sedang
sibuk, jadi dia meminta tolong mahasiswanya untuk mengantarku sampai ke pull
bis Pahala Kencana yang berada di tengah kota Bandung tersebut. Aku bahkan
sempat sakit beberapa hari di Bandung, tapi salah satu sahabat ku ini merawatku
cukup baik, maaf ya selalu merepotkan, hihihi.
Mungkin kalau bus ini dikelola oleh orang Jawa Tengah atau Jawa Timur, namanya bakalan Pahala Kencono bukan Pahala Kencana. Hehehe. Harga
tiket bus eksekutif Pahala Kencana Bandung-Solo waktu itu 115ribu. Dengan
fasilitas bus yang cukup nyaman, standar lah untuk bis eksekutif jarak jauh, ada AC, recycling seat, tv, toilet, bantal, selimut, dan
sudah termasuk snack diperjalanan dan makan malam di salah satu restoran bambu di
perbatasan Tasikmalaya kalau tidak salah. Bahkan untuk tempat duduk terasa
lebih nyaman dan luas daripada bus eksekutif Rosalia Indah dan Kramat Jati.
Sebenarnya bus ini merupakan bus dengan trayek Bandung-Blitar, tapi juga
melawati Jogja dan Solo. Bus ini seharusnya berangkat pukul 15.00, meski
akhirnya berangkat pukul 15.30. Dan bus ini kemudian berhenti lagi ambil
penumpang di terminal Cicahem Bandung. Dan akhirnya berangkat pukul 16.50.
Terjebak kemacetan di Bandung pula. Bagus... Jika kita ingin ke Jogja atau Solo dari
Bandung dengan bus eksekutif Pahala Kencana, maka ada 2 trayek yang bisa kita
pilih yaitu bus Bandung-Denpasar yang berangkat jam 08.00 pagi dengan harga
tiket 150ribu sampai Solo atau Bandung-Blitar dengan harga tiket 115ribu sampai
Solo yang berangkat pukul 15.00. Untuk tujuan Bandung-Jogja tinggal dikurangi
15ribu dari harga kedua tiket tersebut. Ini harga untuk tarif normal waktu itu.
Televisi pun terus dihidupkan selama perjalanan sampai magrib, menjelang
malam televisi di dalam bus dimatikan dan diganti dengan mendengar alunan lagu
band-band remaja yang pernah hits dan juga classic rock yang easy listening.
Maklum aja kernet dan kedua orang sopirnya masih muda dan berjiwa muda. Mereka
pun cukup ramah dalam memberikan pelayanan kepada penumpang dengan kalimat-kalimat
yang khas cengkok Sunda nya. Dan yang paling menyenangkan adalah
penumpangnya cuma 10 orang...hahaha. Namun sayang penumpangnya cowok semua.
Hadeeeh. Penumpang bisa memilih tempat duduk manapun dan bergaya tidur senyaman
mungkin. Aku memang pernah dengar berkurangnya minat penumpang untuk
menggunakan bus jurusan Bandung ke arah Jawa Tengah maupun Jawa Timur pada hari
kerja. Kalo melihat medan jalan yang berliku di jalan lintas Selatan Jawa ini
memang patut di toleransi pilihan penumpang untuk menggunakan kereta
dibandingkan bus untuk hari-hari biasa, bukan di hari liburan atau weekend. Tapi
aku tetap prefer bus karena untuk biaya yang dikeluarkan dan sensasi berkendara
yang aku dapatkan lebih relevan dibandingkan dengan kereta. Tapi aku gak nyangka penumpangnya bakalan cuma 10 orang. Empat orang turun di Jogja, tiga orang turun di Solo, dan sisanya turun di Blitar.
Kenyamanan pun berkurang ketika melawati pegunungan dengan jalan yang
berkelok. Sebelum magrib udah ada 1 penumpang yang jackpot alias muntah. Dan menjelang tangah malam 3 orang lagi yang dapet jackpot. Kepalaku pun bahkan terasa
pusing beberapa kali. Buat yang pernah melewati jalan di jalur lintas selatan
dari Bandung, pasti akan tau seperti apa lika liku jalannya. Apalagi mobil ini
dipacu dengan kecepatan yang cukup tinggi. Ada yang pernah naik Sumber Kencono
AC dan Ekonomi tengah malem? Ya mirip-mirip itulah, meskipun manuvernya
belum seekstrim Sumber Kencono di jalanan. Meskipun demikian, aku bisa
tidur cukup nyaman. Mungkin karena bus ini terawat cukup baik dan cukup nyaman
serta tubuhku juga belum 100% fit dari
sakit jadi bawaannya tidur, apalagi sepanjang perjalanan hujan cukup deras. Tidur pun masih merem melek, karena terkadang kepala agak pusing karena manuver dan kondisi jalan, meski akhirnya tidur pulas.
Waktu mata terbuka, aku agak kaget. Liat jendela dah ada tulisan Sleman Sembada. Waduh, berarti dah mau nyampe ni bentar lagi,
dalam hati ku bilang. Waktu itu jam 01.40 dini hari bus ini dah nyampe di Ring
Road Jogja, perempatan Jalan Godean. Aku pun bener-bener terbangun, dan ternyata bus ini di Jogja tidak masuk
Terminal Giwangan, cuma Terminal Jombor trus lewat Ring Road Utara. Jadi
penumpang yang mau ke Giwangan terpaksa harus turun di Jombor. Menurutku bus
ini melaju cukup cepat di tengah hujan yang sebenarnya bisa sangat membayakan. Untung
aku tertidur. Akhirnya aku pun bersiap. Hampir semua lampu merah yang dilewati
di Klaten dan Delanggu di terjang, mungkin karena sepi dan kondisi hujan lebat.
Pukul 02.30 dini hari aku pun akhirnya turun dari bus di Kartosuro dan
melanjutkan dengan becak untuk masuk ke komplek perumahan tempat kakak ku
tinggal.
Menggunakan bus eksekutif Pahala Kencana bukan kali pertama bagi ku.
Pertama kali naik bus Pahala Kencana tahun 2009 jurusan Bandung-Lampung waktu liburan pertengahan tahun, waktu aku masih kuliah. Aku
mampir liburan ke Bandung sebelum akhirnya pulang ke Lampung. Tidak banyak pilihan armada yang berangkat langsung tanpa mampir ambil penumpang atau ganti bus ke Jakarta dulu. Yang bisa hanya ada Kramat Jati, Pahala Kencana, dan Damri Patas serta mobil-mobil travel kalo tidak salah. Akhirnya aku pilih Pahala Kencana karena agennya ada yang di dalam kota jadi skalian berangkat setelah jalan-jalan. Berangkat sekitar jam 16.00 dan sampe Bandar Lampung jam 03.00 dini hari trus nyampe Kota Metro jam 05.00 an pagi. Restoran tempat berhentinya kurang nyaman, jorok, dan gak dapet makan gratis. Aku lupa harga tiketnya waktu itu, yang jelas sekitar 200rb an karena musim liburan. Bus nya pun
cukup nyaman, standarlah, namun harga tiketnya yang menurutku terlalu tinggi. Bandingkan
saja selisih harga tiket bus eksekutif Pahala Kencana jurusan Bandung-Lampung
dengan Bandung-Solo, pasti jauh lebih mahal.
Apalagi ketika libur lebaran dan
liburan harganya pun hampir sama dengan bus eksekutif Lampung-Jogja. Harga tiketnya kurang sesuai dengan apa yang didapat. Alasan
pihak Pahala Kencana waktu aku tanya adalah karena bus Bandung-Lampung melewati
tol dan membayar penyeberangan ferry Selat Sunda. Terus aku tanya lagi, kenapa selisihnya gak
jauh dengan tiket bus eksekutif Lampung-Jogja, seperti Putera Remaja, Puspa
Jaya, maupun Rosalia Indah, kan sama-sama nyeberang tuh lewat tol berkali-kali
pula, bahkan fasilitasnya ada yang sama. Jawabannya pun sudah bisa diduga.
Katanya ”Ya mau gimana lagi, kan udah kebijakan perusahaan dan ijin trayeknya
yang mahal.” Ya mau gimana lagi, harga segitu juga juga masih banyak kok
penumpangnya yang mau naik. Hahaha. Buktinya juga aku masih mau naik. Tak banyak pilihan, apa boleh buat. Apapun
bus nya, aku minumnya tetap air putih. Sekian dulu dan terima kasih.
sumber foto : bismania.com