Maskapai penerbangan Batik Air
merupakan salah satu maskapai penerbangan yang bisa dibilang masih baru di
Indonesia meskipun di kelola oleh perusahaan penerbangan yang sudah cukup lama
di Indonesia yaitu Lion Air Group. Belum terlalu banyak rute penerbangan yang
dilayani dengan maskapai ini. Namun sepertinya akan terus bertambah. Kebanyakan
masih penerbangan dengan rute-rute domestic yang cukup ramai dan ada beberapa
rute ke negera tetangga. Livery Batik pada badan pesawat menjadi salah satu
ciri khas utama maskapai ini dari luar. Maskapai ini sepertinya menyasar segmen
pengguna penerbangan yang ingin mendapatkan kenyamanan pesawat sedikit lebih
baik dibandingkan pesawat kelas ekonomi atau maskapai-maskapai low cost lain
yang marak di Indonesia. Bisa dilihat dari bagian dalam pesawatnya, pelayanannya,
dan juga harga tiket pesawatnya.
Aku pertama kali menggunakan
jasa penerbangan Batik Air untuk rute Solo-Jakarta dengan kelas ekonomi tahun
lalu. Waktu itu kalau tidak salah harga tiket Batik Air Solo-Jakarta dapat di
harga sekitar 800 ribu rupiah untuk dua orang. Pesannya satu minggu sebelum
keberangkatan. Aku melakukan perjalanan untuk urusan pekerjaan bersama rekan
kerjaku di kantor. Kami berangkat pada Senin sore dari Bandara Adi Sumarmo Solo
dan turun di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Cuaca tidak terlalu cerah sore
jelang malam itu, kami check in sesuai jadwal di loket check in Bandara Adi
Sumarmo Solo. Loket check in nya barengan sama loket Wings Air dan Lion Air
karena maskapai ini masih satu grup. Namun yang saya bingung kenapa jadwal
keberangkatan yang dipasang pada tiket pemesanan kami secara online berbeda
dengan jadwal keberangkatan ketika check in. Beda 15 menit. Tapi ya sudahlah,
kami mengikuti saja jadwal yang tertulis. Oya, buat yang kira-kira dalam perjalanan sebelum check in terburu-buru, tersedia web check in di website resmi Batik Air.
Lalu kami menuju area boarding
penerbangan lokal di lantai atas untuk menunggu pesawat. Dan ternyata pesawat
masih dalam perjalanan, belum sampai di bandara. Tidak lama setelah itu pesawat
Batik Air yang akan kami tumpangi tiba. Setelah menurunkan para penumpangnya,
kami pun kemudian bersiap dan antri memasuki pesawat setelah petugas memanggil.
Begitu memasuki pesawat disambut senyum cantik pramugarinya dan kami mencari
tempat duduk kami yang berada di bagian tengah. Barisan depan tempat duduknya
untuk para penumpang kelas bisnis. Dimana tempat duduknya terlihat lebih lebar
dan jarak antar kursipun lebih lebar dari barisan kursi kelas ekonomi. Antara
barisan tempat duduk ekonomi dan bisnisnya hanya dipisahkan sekat plus tirai
gorden. Yang jelas harga tiketnya sudah berbeda. Untuk barisan kursi kelas
ekonomi Batik Air terbilang sedikit lebih lega dibandingan barisan kursi kelas
ekonomi di pesawat Lion Air, Air Asia, maupun Sriwijaya Air.
Seperti biasa ketika pesawat
akan diberangkatkan, para pramugari Batik Air akan memperagakan penggunaan
peralatan standar keselamatan penerbangan. Pramugarinya terlihat cantik-cantik dengan wajah khas wanita cantik Indonesia dibandingkan pramugari Lion Air dan Wings
Air, dengan baju semacam gaya kebaya putih casual dan rok batik panjangnya.
Sayangnya, di beberapa bagian terlihat ketat dan agak transparan dan belahan rok batiknya cukup
panjang. Agak bikin gagal fokus sebentar. hahaha. Waktu penerbangan juga lihat
ada beberapa pria yang ngajak kenalan dengan mereka dengan modus awal pura-pura
ke toilet atau tanya hal-hal gak penting. Ya namanya juga mereka usaha kali ya.
Hahaha. Pesawat berangkat ontime sesuai jadwal dan lama penerbangan sekitar 55
menit. Take off nya cukup smooth dibandingkan take offnya Lion Air. Liat di rak
kursi, penerbangan kali ini menggunakan pesawat Boeing 737-800NG yang usia
pesawatnya sekitar 2-3 tahun. Seperti biasa, aku kepo dengan isi majalah-majalah yang ada kursi pesawat. Ya siapa tau ada space iklan bagus. #eh
Aku duduk disebelah
bapak-bapak yang bekerja di BUMN minyak. Katanya, dia cukup sering menggunakan
Batik Air untuk bolak-balik Solo- Jakarta. Semenjak ada Batik Air dan Citilink
dia lebih sering menggunakan kedua jasa penerbangan ini terutama yang turun di
bandara Halim Perdana Kusuma karena rumahnya di Jakarta hanya sekitar 30 menit
dari Bandar Halim Perdana Kusuma. Di semua kursi pesawat Batik Air sudah ada
layar monitor LCD touch screen yang dapat dimanfaatkan untuk mengisi kejenuhan
selama penerbangan kalau lagi males tidur. Isinya kebanyakan acara-acara TV
kabel yang sudah direkam dalam datanya. Ada pula film-film terbaru dan
video-video lucu di dalamnya.
Sudah terdapat jack audio
standar jika ingin mendengarkan tayangannya lebih baik. Tapi headset nya gak
disediain, jadi silahkan manfaatkan headset dari handphone yang masih di bawa.
Jangan lupa untuk mematikan handphone Anda selama penerbangan agar tidak
mengganggu sistem navigasi pesawat. Di bagian
rak kursi juga terdapat majalah-majalah, kantung muntah, dan petunjuk keselamatan penerbangan. Gak
dapat snack selama penerbangan untuk kelas ekonominya, tapi kalo mau beli bisa
ke pramugarinya.
Sampai di Bandara Halim Perdana Kusuma sekitar abis magrib dan ontime,
landing-nya pun cukup smooth. Tapi rasanya lebih smooth waktu landing dengan
jenis pesawat yang sama di Bandara Solo waktu naik Sriwijaya Air. Namun, ini
pertama kalinya aku landing di Bandara Halim Perdana Kusuma. Mungkin karakter
landasannya, kondisi udara waktu landing, pilotnya, atau faktor lain mungkin.
Sampai di Bandara Halim disuguhi dengan pemandangan berbagai pesawat militer
dan carter yang baru landing atau sedang bersiap take off. Karena ini
sebenarnya Bandara militer dan bandara pendukung, jadi aku gak heran kalau
fasilitasnya tidak selangkap di Soekarno-Hatta. Tapi nyari taksinya enak, dari
pintu keluar kita tinggal milih mau naik taksi apa. Dan gak banyak supir taksi yang
maksa-maksa. Lalu kami pilih taksi argo favorit kami dan menuju hotel yang
sudah kami booking sebelumnya.