Bulan lalu, aku kembali
mengunjungi kota Kuala Lumpur, namun kali ini gak cuma transit di Bandara tapi untuk
berlibur bersama kakak dan mama ku. Tadinya si rencana awalku bukan mau
berlibur ke Kuala Lumpur, tapi lebih pengen ke area Tengah atau Timur Indonesia. Tapi kemudian kakak ku
meyakinkanku untuk ikut berlibur ke Kuala Lumpur karena mama ku juga ikut, lalu
juga sekalian mampir ke Singapura. Karena tadinya rencanaku ke Kuala Lumpur
setelah lebaran kesana. Akhirnya aku ikut rencana itu dan mengajukan cuti di
akhir Maret tersebut setelah berdebat cukup lama soal tanggal perjalanan karena
harus menyesuaikan jadwal kerja kami. Di Kuala Lumpur kakakku yang urus budgetnya, yang di Singapura aku yang urus budgetnya. Kami sudah membahas persiapan tersebut
sebulan keberangkatan dan juga soal transportasi dan booking hotel disana.
Yang aku pikirkan hanya
tinggal soal pemesanan tiket pesawatku dari Solo ke Kuala Lumpur dan baliknya.
Karena mama dan kakakku berangkat dari Lampung sedangkan aku dari Solo. Jadi
untuk yang satu ini kami urus masing-masing. Mereka sudah pesan tiket promo
Lion Air dari Lampung ke Kuala Lumpur sebulan sebelumnya. Sedangkan aku masih
belum pesan tiket sampai menjelang 2 minggu sebelum berangkat. Bahkan untuk
tiket pesawat pulang ke Indonesia, aku baru memesan beberapa hari menjelang
keberangkatan. Kenapa lama? Ya namanya budget traveler dan backpacker tentu
saja harus memastikan situasi dan kondisi untuk berburu tiket pesawat murah
atau tiket promo yang ramah di kantong. Hehehe …
Hampir tiap hari mantengin pemesanan online tiket pesawat, dan akhirnya pilih Air Asia untuk penerbangan langsung dari Solo ke Kuala Lumpur. Dapet harga tiketnya empat ratus ribu rupiah dengan pertimbangan penerbangan langsung 2 jam tanpa transit. Menurutku udah cukup hemat karena harga tiket pesawat ke Lampung masih lebih mahal. Sedangkan untuk pulangnya, karena dari Singapura, aku memilih tiket pesawat Air Asia juga, namun turun di bandara Adi Sucipto Jogja. Dapat harga tiket pesawatnya 600 ribuan rupiah, dengan pertimbangan rute penerbangannya langsung dari Changi ke Adi Sucipto selama 2 jam, lalu nantinya aku lanjutkan naik kereta dari stasiun depan bandara jogja ke stasiun balapan Solo sekitar 1 jam. Jauh lebih cepat dibandingkan penerbangan transit dari Singapura-Jakarta-Solo yang rata-rata transitnya di atas 2 jam. Itu pun kalo gak delay. Meskipun sebenernya ada tiket promo yang lebih murah untuk rute SING-TKG-SOC dari pada tiket pesawat Air Asia yang aku pesan. Tiketnya tanpa bagasi ya, jadi aku cuma bawa tas backpack dan tas selempang masing-masing satu. Lagi pula lebih praktis dan cepat.
Berangkat dari bandara Adi
Sumarmo Solo on time hari Kamis sekitar jam 08.40 pagi. Penerbangannya cukup
banyak mengalami turbulensi ringan karena cuaca memang tidak terlalu cerah.
Penumpang di pesawatpun tidak penuh, karena mungkin bukan musim orang liburan.
Penumpangnya kayaknya rata-rata penumpang untuk urusan kerja, keluarga liburan,
TKI sekitaran Jawa Tengah yang abis libur, atau orang tua yang mau nengok
anaknya yang jadi TKI disana. Pesawat Air Asia yang aku tumpangi sampai di
KLIA2 sekitar jam 12 siang waktu setempat. Lalu aku turun dari pesawat,
kemudian kontak temenku yang tinggal di KL untuk menanyakan soal transportasi. Sampai
di bagian imigrasi antri cukup panjang. Terdapat beberapa loket antrian, yaitu
untuk pekerja pendatang, untuk pejabat konsulat, untuk yang masuk Malaysia cuma
beberapa jam, untuk warga ASEAN, dan untuk luar ASEAN. Karena aku WNI jadi ya
antri di loket untuk ASEAN. Seperti yang kita ketahui untuk WNI yang cuma mau
berlibur di negara-negara ASEAN kita tidak perlu mengurus VISA, cukup punya paspor
aja yang masih berlaku, termasuk Malaysia. Jadi di bagian imigrasi tinggal
antri, sidik jari, foto, scan paspor, dan di cap. Udah deh boleh masuk ke
Malaysia. Tapi untuk yang mau bekerja harus urus VISA dahulu.
Karena penerbangan kakak dan
mamaku baru sampai di KLIA1 jam 14.30, akhirnya kami putuskan untuk nanti
bertemu di hotel yang sudah kami booking di dekat KL Sentral. Aku akhirnya memilih
untuk naik bus yang loketnya ada di dekat pintu keluar KLIA2 ke terminal KL
Sentral. Harga tiketnya pun cukup murah dibandingkan naik kereta KLIA Express
ke KL Sentral. Perjalanan naik bus ini sekitar 1 jam lebih dan akhirnya sampai
di KL Sentral. Karena perut lapar lalu aku naik ke atas ke Nu Sentral Mall. KL
Sentral ini semacam sebuah tempat yang terintegrasi dimana ada terminal dan
stasiun kereta MRT, kereta LRT, Skytrain, dan Bus serta taksi. Kemudian ada
mallnya dan pusat perdagangan. Jadi ini adalah tempat yang sangat strategis
ketika Anda ingin mulai menjelajah area-area di Kuala Lumpur. Fasilitasnya pun
sudah sangat lengkap dan nyaman.
Sambil menunggu mama ku
datang, aku pun berkeliling pusat perbelanjaannya yang cukup luas ini sambil
cari makan. Lalu nongkrong di salah satu restorannya. Harga makanannya pun
tidak terlalu berbeda jauh kalo kita makan di mall-mall Jakarta. Lalu aku pun
berjalan keluar area mall dan mendapati ternyata dekat dengan area Little India
dimana banyak orang India dan bangunan bergaya India. Sekitar jam 4 sore
akhirnya kami bertemu di hotel yang dekat dengan KL Sentral ini. Lalu kami
beristirahat dan mengobrol melepas kangen sampai malam. Lalu teman lama ku yang
tinggal di KL datang ke hotel untuk menyapa dan kemudian mengajak kami berkeliling
kota Kuala Lumpur dengan mobilnya. (thank you bos Rangga dan diantar pusing-pusing
KL ). Diajak ke Suria KLCC, dan juga diajakin makan di restoran Indonesia. Setelah
itu, kami pulang ke hotel untuk beristirahat.
Besok harinya petualangan kami
pun dimulai. Cari sarapan pagi dengan taste warung makan muslim india dekat KL
Sentral yang cukup ramai lalu berjalan ke stesen/stasiun KL Sentral untuk
menuju ke Batu Caves. Di stesen KL Sentral ini awalnya kami melihat bagaimana
orang beli tiket keretanya dan juga rute-rute keretanya. Untuk naik MRT (Mono
Rail Train) atau LRT (Light Rail Train) di Kuala Lumpur, kita harus membeli
tiket terlebih dahulu di mesin tiket kereta yang tersedia di stesen-stesen.
Caranya dengan memilih stesen/stasiun tujuan kita lalu akan keluar nominal
harga tiketnya dan untuk berapa orang tiket tersebut. Lalu kita memasukan uang
kertas atau koin ringgit seharga tiket total untuk tujuan tersebut. Lalu akan
keluar tiketnya berupa semacam koin sebagai tiket untuk naik kereta tujuan kita
untuk setiap orangnya.
Untuk ke Batu Caves dari stesen KL Sentral kita tidak perlu beli tiket melalui mesin, tapi antri di loket untuk rute kereta ke arah stesen Batu Caves lalu mendapat tiket kemudian masuk menuju area tunggu kereta sesuai jalur keretanya. Lalu kami naik kereta tersebut, dan keretanya pun sangat nyaman. Stasiun atau stesen Batu Caves adalah stasiun terakhir di koridor tersebut, jadi jangan khawatir kalo kelewatan. Lagi pula ada suara di kereta yang mengingatkan di setiap stasiun ketika akan berangkat, sampai mana, dan akan berangkat ke stasiun mana. Naik kereta ini dari KL Sentral ke Batu Caves butuh waktu sekitar 45 menit.
Sampai di stasiun Batu Cave
kita tinggal jalan kaki, dan tidak terlalu jauh dari area Batu Caves. Sampai
sana ternyata sudah cukup ramai wisatawan yang menggunakan bus atau yang mau
beribadah di Batu Caves yang kebanyakan warga keturunan India. Mamaku yang suka
nonton Uttaran ini terlihat senang mengunjungi tempat ini. Aku juga sempet menaiki
tangga di area ini menuju goa di Batu Caves ini. Rasanya mirip-mirip naik
tangga di Borobudur, sama capeknya maksudnya. Kami berada di Batu Caves sampai
siang hari. Lalu kami pulang naik kereta dan turun si stesen Masjid Jamek
karena aku mau jumatan. Masjid Jamek bisa ditempuh dengan mudah dari stesen
tersebut. Lalu mama dan kakak ku jalan-jalan di wilayah sekitar Masjid Jamek
dimana banyak pedagang kaki lima yang berjualan makanan dan jajanan khas
Malaysia sambil nunggu aku selesai Jumatan. Masjid ini merupakan salah satu
masjid bersejarah di Malaysia dengan usia ratusan tahun dengan arsitektur yang
cukup unik. Sayangnya sampai disana, masjid sedang dilakukan renovasi cukup
banyak di berbagai titik. Jadi gak sempet banyak ambil gambar disini. Setelah
selesai Solat Jumat kemudian kami pulang ke hotel untuk istirahat.
Setelah selesai istirahat,
lalu kami menuju stesen Kuala Lumpur untuk foto-foto disini dan sambil
menikmati sore. Arsitektur bagian dalamnya bikin inget dengan stasiun tugu
jogja, tapi begitu liat bagian luarnya sekilas malah mirip benteng. Stasiun
kereta ini seperti stasiun yang mulai dilupakan dan melewati masa jayanya
karena sudah terganti dengan KL Sentral yang lebih lengkap dan besar dan
sepertinya dikembangkan menjadi cagar budaya. Karena terlihat beberapa titik di
renovasi, namun tidak merubah bentuk aslinya. Di seberang stasiun, ada gedung
kantor KTM yang cukup artistik dan terlihat seperti bangunana era kolonial.
Dari stesen ini, kemudian kami jalan kaki menuju. Central Market buat cari
oleh-oleh. Lumayan bikin pegel jalan kakinya. Di Central Market juga dekat Kasturi
Walk dan Chinese Town yang juga lokasi untuk cari oleh-oleh di Kuala Lumpur.
Begitu masuk ke Central Market ternyata mirip pasar beringharjo di Jogja atau
PGS di Solo. Isinya ya orang jualan batik, oleh-oleh khas Malaysia, dan
berbagai macam kerajinan. Pokoknya klo orang Indonesia masuk sini gak bakal
asing dengan isinya. Hanya saja tempat ini tertata lebih rapi dan dingin AC nya
dan buka sampai jam 8 malam waktu setempat.
Setelah kakak ku mendapatkan
oleh-oleh yang dia cari kemudian kami makan di salah satu resto fast food di
sekitar Central Market lalu kami berjalan menuju Stesen Pasar Seni untuk naik
kereta ke KL Sentral dan pulang ke hotel. Sampai hotel udah kecapean dan mau
keluar udah males. Akhirnya cuma makan, ngobrol dan packing untuk perjalanan
besok harinya. Selain kereta, sebenernya masih ada taksi dan bus sebagai
transportasi ke tempat wisata di Kuala Lumpur. Bahkan ada bus gratis yang
disediakan pemerintah untuk para wisatawan dan warganya ke area-area wisata.
Hanya saja belum ke semua lokasi dan tidak cocok bagi yang gak bisa
berlama-lama di Kuala Lumpur. Jadi menggunakan kereta api jadi favorit para
traveler yang berkunjung di Kuala Lumpur, karena cukup murah, waktu tempuhnya
bisa diperkirakan, cepat, dan nyaman.
Sabtu pagi harinya, cari
sarapan sekitaran hotel lalu balik ke hotel dan check out. Kemudian ke KL
Sentral dan naik KLIA Express ke bandara KLIA2. Sengaja pengen nyoba naik KLIA
Express dari KL Sentral ke bandara KLIA2 yang ternyata hanya membutuhkan waktu
sekitar 40 menit. Kereta pun bergerak sangat cepat dan sangat nyaman sampai aku
ketiduran di kereta. Sampai di KLIA2 jam 9.40 siang kayaknya, lalu kami antri
untuk check in di counter Jetstar Airways dan ini pengalaman pertamaku naik pesawat Jetstar. Kemudian kami antri di imigrasi untuk penerbangan selanjutnya
ke Singapura. Lalu pesawat berangkat ontime sekitar jam 11 siang dari bandara
KLIA2 ke bandara Changi. Ya itulah pengalamanku liburan sebentar di Kuala
Lumpur. Semoga kapan-kapan bisa liburan lagi ke wilayah lain di Malaysia.
Meskipun sebenernya lebih suka wilayah-wilayah di Indonesia.