Candi Sukuh merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di wilayah kabupaten Karanganyar. Aku mengunjungi candi ini setelah mengunjungi candi Cetho. Candi ini lokasinya cukup tinggi meskipun posisinya tidak setinggi Candi Cetho. Candi ini lebih sederhana dan tidak seluas candi cetho. Namun terdapat kemiripan di arsitekturnya. Untuk menuju candi ini kita menempuh jalan yang sama menuju candi cetho dari arah Solo, namun nanti akan sampai di petunjuk jalan yang mengarah kalo ke kiri ke candi cetho dan kalo ke kanan ke candi sukuh. Kalo masih bingung bisa bertanya ke penduduk setempat mengenai arah ke candi sukuh.
Akses jalan ke candi sukuh tidak sesulit ke candi sukuh, hanya di tanjakan terakhir sebelum candi, kita akan melewati jalan dengan kemiringan yang lumayan dan cukup panjang sehingga harus sangat berhati-hati ketika berkendara. Sampai di area candi sudah terdapat berbagai fasilitas pendukung yang lumayanlah seperti pedagang dan toilet umum yang berada di luar pagar area candi. Tempat beli tiket masuknya juga ada di luar pagar area candi. Pemandangan dari candi ini cukup indah dan udaranya juga terbilang masih cukup sejuk.
Bentuk candinya sebenernya tidak terlalu besar maupun istimewa. Namun yang unik dam kontroversial adalah arca atau patung yang ada di candi ini. Patungnya agak "seronok", hahaha... karena banyak patung yang menggambarkan bentuk kelamin manusia, terutama pria. Kalo sampai sana pasti bakal ngerti apa yang aku maksud. Tapi yang aku paling suka adalah ketika kita naik sampai ke puncak candi, karena pemandangan disana lumayan menyejukan mata dan terlihat kalo taman di area candi terlihat cukup terawat.
Untuk naik ke puncak candi ini kita harus bergantian dan hati-hati ketika melangkah karena tangganya lumayan sempit. Aku gak terlalu lama berada di candi ini. Hanya sekitar satu jam aku berkeliling candi ini dan sekalian beristirahat karena ternyata mengunjungi candi cetho dan candi sukuh cukup melelahkan kaki namun cukup menyenangkan karena udara dan pemandangannya yang menyejukan.
Dari niat iseng pagi-pagi hari minggu yang lalu, membuatku ingin mengunjungi beberapa tempat wisata kabupaten karanganyar di daerah sekitaran Tawangmangu. Sebenernya rencananya cuma pengen mampir ke car free day nya Karanganyar dan nikmati sate kelinci di Tawangmangu. Namun kemudian kepikiran untuk mencoba ke obyek wisata candi yang ada disana. Salah satunya adalah Candi Cetho yang terletak di area perbukitan. Candi ini katanya adalah candi hindu dengan lokasi tertinggi yang ada di Jawa Tengah. Candi ini kini menjadi obyek wisata yang terbuka untuk umum meski candi ini juga masih digunakan untuk prosesi ibadah umat hindu. Aku masih bingung yang bener itu candi ceto atau candi cetho, ya pokok e itu lah yang aku maksud, hehehe.
Untuk menuju kesana dari kota Surakarta, kita bisa mengikuti petunjuk arah yang ada di beberapa titik sepanjang jalan Solo-Tawangmangu. Meskipun petunjuk arahnya benar, namun jangan percaya dengan keterangan jarak yang tercantum. Karena lebih jauh dari yang tertulis dipetunjuk arah tersebut. Ini pertama kalinya aku mengunjungi candi tersebut, jadi cuma modal ngikutin petunjuk arah dan bertanya kepada penduduk setempat. Ternyata arahnya sama dengan arah ke Kedai Teh Ndoro Dongker dan perkebunan teh Kemuning. Jadi masih agak inget-inget dikit karena pernah kesana. Namun setelah Kemuning, aku sama sekali belum tau. Jadi sempat bertanya ke penduduk setempat untuk mengarah ke Candi Cetho. Dari Kemuning ternyata jaraknya masih jauh. Jalan berliku dan menanjak menjadi tantangan sendiri disana. Akses jalannya pun tidak terlalu mulus. Banyak titik-titik kerusakan jalan yang harus diwaspadai para pengendara.
Pemandangan sepanjang perjalanan kesana menjadi hiburan sendiri. Apalagi udara yang sangat sejuk. Yang pake motor, jangan lupa jaketnya dan bensin diisi full tank. Yang pake mobil mending AC nya dimatiin aja, dan buka jendalanya. Namun untuk pengendara mobil harus waspada karena jalan tidak terlalu lebar dan banyak tikungan tajam dengan pinggiran jurang karena memang area ini cukup tinggi di perbukitan perkebunan teh. Bus ukuran besar tidak bisa masuk ke area ini. Tapi entah kalo bus ukuran sedang, tinggal keberanian supirnya dan kondisi bus juga. Papasan juga bakal agak sulit. Kalo mobil travel meskipun yang agak panjang masih bisa kok. Perjalanan aku tempuh hampir 2 jam dari Palur. Ketika hampir sampai, jalanan menanjak yang cukup miring dengan jalan dalam kondisi rusak harus kita lewati sebelum sampai ke area parkir di Candi Cetho yang dikelola penduduk sekitar. Setelah memarkirkan kendaraan kita berjalan menuju anak tangga ke candi cetho. Sebelum memasuki area candi, kita akan melawati portal retribusi untuk masuk ke area wisata. Kemudian, sebelum menaiki tangga kita akan diminta untuk menggunakan semacam kain yang dipakaikan dipinggang yang nanti dikembalikan setelah turun dari candi dan membayar seikhlasnya.
Di kawasan candi kita akan melihat pemandangan ke arah kota Karanganyar dan Solo yang terlihat sangat kecil karena kebetulan cuaca cukup cerah. Karena katanya si biasanya berkabut, apalagi kalo musim hujan. Candi ini lebih terlihat seperti pura. Aku sendiri kurang memperhatikan sejarah tempat ini, karena aku lebih menikmati udara dan pemandangan disini yang cukup bikin refresh. Candi ini memiliki beberapa area lokasi yang bertingkat yang masing-masing katanya menunjukan makna sendiri. Jadi dari anak tangga di pintu masuk sampai ke lokasi yang paling atas, pengunjung akan menaiki tangga ke masing-masing bagian. Aku paling suka arsitektur gapura anak tangganya yang terlihat unik. Aku cukup banyak ngambil gambar dengan kamera yang aku bawa. Mungkin karena masih pagi, jadi pengunjungnya belum terlalu banyak. Semakin siang, ternyata makin banyak pengunjung yang datang baik itu wisatawan domestik maupun dari luar Indonesia.
Selain candi, di sisi kiri candi terdapat gerbang menuju area pedagang yang menjual merchandise dan makanan yang mengarah ke tempat petilasan kalo gak salah, yaitu pura Dewi Saraswati yang katanya tukang photo disana, arca Dewi Saraswati ini merupakan pemberian dari Kabupaten Gianyar, Bali . Dan juga sekitar beberapa ratus meter dari pura ini ada candi kecil yang namanya candi ketek. Namun aku tidak menuju kesana, karena aku dah cukup lelah. Karena aku masih ada target setelah dari candi ini aku juga pengen langsung ke candi sukuh. Dan ternyata candi cetho ini juga merupakan salah satu akses pendakian ke Gunung Lawu, jadi pos penjaga pintu masuk pendakian Lawu yang ada di area candi Cetho ini. Yang jelas tempat ini bisa jadi refrensi kalo mau cari udara pegunungan sambil menikmati pemadangan kebun teh sambil menikmati arsitektur unik Candi Cetho buat yang tinggal di sekitaran Solo Raya. Semoga bermanfaat.
Next : Wisata Ke Candi Sukuh
Keyboard ini merupakan keyboard wireless pertama yang
kumiliki. Aku membelinya September tahun lalu untuk melangkapi PC yang aku
gunakan di rumah. Karena memang butuh keyboard yang bisa dipakai dari jarak 2-3
meter dari PC. Dari dulu semenjak pertama kali punya PC memang pengen punya
keyboard wireless tapi baru kesampean sekarang. Keyboard Wireless
Logitech K270 merupakan salah satu keyboard wireless paling murah dari
Logitech. Sebenernya ada satu lagi seri Logitech dibawahnya dengan harga lebih
murah dengan bentuk lebih simple, namun pilihan ku akhirnya jatuh ke seri ini
karena desainnya yang terlihat lumayan bagus. Waktu itu aku beli dengan harga
sekitar 190 ribuan di salah satu toko computer di Solo. Kalau sekarang mungkin
dijual di harga 200 ribuan rupiah.
Dalam paket penjualannya terdapat keyboard, USB nano receiver, 2 baterai AAA, dan user guide sederhana. Garansinya katanya 1 tahun. Dan batere bawaannya diklaim mampu bertahan hingga 24 bulan. Keyboard K270 yang aku gunakan pun baterenya masih bertahan sampai sekarang. Pada keyboard ini juga terdapat USB nano receiver yang penggunaannya sangat mudah, tinggal colok, gak perlu install cd driver, dan Anda bisa langsung menggunakan keyboard ini dengan mudah. Pada bagian bawah terdapat slot untuk meletakkan USB nano receivernya jika memang diperlukan. Nano receiver bawaan K270 ini tidak ku gunakan dan disimpan dalam slot tersebut karena sudah ada USB bawaan dari mouse Logitech M235 yang kugunakan bersamaan dengan keyboard ini yang kualitasnya ternyata lebih bagus dan lebih responsive dibandingkan nano receiver bawaan Logitech K270.
Keyboard wireless ini terasa sangat ringan dibandingkan
keyboard konvensional berkabel biasa. Tuts atau tombolnya terasa cukup empuk
ketika ditekan, tidak terlalu berisik, dan cukup nyaman di tangan meskipun
untuk mengetik dalam jangka waktu yang lama. Meskipun belum senyaman keyboard Logitech
berkabel yang pernah aku gunakan di kantor, tapi lumayan lah dari pada keyboard
di laptop. hehehe. Hotkeys yang ada, dapat membantu Anda sebagai shortcut untuk
mengatur volume speaker, play atu pause media player, membuka email dan kalkulator,
dan tombol shortcut power yang harus diwaspadai karena kalo kepencet, PC anda
akan langsung shutdown atau sleep. Pada bagian kanan atas terdapat tombol on
off untuk mengaktifkan dan menonaktifkan keyboard jika tidak sedang digunakan
agar batere bisa bertahan lebih lama.
Untuk bermain game, tombolnya memang tidak senyaman pada keyboard gaming maupun keyboard Logitech berkabel yang harganya di atas seri ini. Tapi jika tidak sering menggunakannya untuk game, aku rasa tidak terlalu masalah. Salah satu kekurangan keyboard ini menurutku bahwa produk ini tidak memiliki indikator yang biasa terdapat di keyboard lain, lampu power, num lock, dan scroll lock, yang ada hanya lampu indicator caps lock. Tapi sebenarnya tidak terlalu masalah jika memang tidak terlalu mengganggu aktfitas mengetik yang banyak. Lalu material yang digunakan sepertinya terasa seperti plastic yang mudah patah. Kemungkinan dilakukan untuk menekan biaya produksi dan menekan harga jualnya. Sehingga harus lebih berhati-hati agar tidak sering terjatuh ke lantai atau permukaan keras lain.
Kemudian ketika nano receivernya diletakkan di port USB
belakang PC ke arah tembok, respon nya tidak sebaik ketika diletakan di port
USB yang berada di bagian depan PC. Akan terjadi banyak lag dan hal ini akan
terasa ketika menjalankan game-game yang cukup berat dan digunakan bersama
perangkat wireless lainnya, misalnya mouse wireless. Jadi sebaiknya diletakkan
di port USB di bagian depan di PC jika receiver tersebut digunakan bersama
dengan perangkat wireless sejenis yang lain. Apa lagi aku sendiri biasa menggunakannya dari jarak sekitar 2-3 meter dari PC. Seri keyboard ini masih bisa ditemukan di toko-toko computer dan
aksesorisnya dengan paket penjualan hanya keyboard K270 saja atau sepaket
bersama mouse wireless Logitech standar dengn harga yang mungkin bisa
berbeda-beda tergantung wilayah dan seberapa banyak si toko nyari untung.
Semoga bermanfaat.
Mouse
wireless ini merupakan mouse wireless kedua yang aku miliki dan masih sering
kugunakan sampai sekarang. Aku menggunakan mouse wireless ini pada PC di
kamarku dan kugunakan bersama dengan keyboard wireless standard dari Logitech. Mouse
Wireless Logitech M235 yang aku miliki berwarna merah. Mouse ini aku beli sekitar
September 2013 di salah satu toko computer ternama di Solo. Harganya waktu itu
144 ribu rupiah. Dalam paket penjualannya terdapat Mouse, nano receiver, 1
baterai AA, dan user guide.
Mouse ini ukuran dan
desainnya terasa lebih pas di tangan dan terasa lebih nyaman dari seri Logitech M185 yang aku gunakan di laptopku. Pada
bagian kanan dan kiri mouse terdapat lapisan seperti karet sehingga tidak
terasa licin saat digunakan. Bagian permukaan bagian atas pun seperti dilapisi
bahan yang membuatnya tampak terlihat doff dan tidak licin. Build
materialnya memang sedikit lebih baik dari Logitech
M185, bahkan sempat beberapa kali sempat terjatuh, tetapi tidak
ada bagian yang patah atau rusak, hanya tutup batere yang mungkin lepas.
Garansinya 1 tahun resmi dari Logitech (katanya sih).
Pemakaiannya cukup
mudah, tinggal colokin nano receivernya ke port USB di pc atau laptop kemudian
geser tombol on/off di bawah mouse ke mode on, otomatis mouse sudah bisa
digunakan tanpa harus menggunakan driver. Nano receiver bawaannya (Logitech
Unifiying Receiver) sudah support untuk digunakan sebagai receiver hingga 6 perangkat
wireless sekaligus di konektifitas wireless 2,4 Ghz. Aku sudah mencobanya di PC
yang aku gunakan, dengan menghubungkannya dengan keyboard wireless Logitech.
Namun harus diinstall dulu software gratis Logitech Unifiying kemudian
dideteksi satu persatu perangkat wireless yang ingin dihubungkan melalui nano
receirver tersebut. Jadi lebih simple dan tidak perlu banyak nano receiver yang
menancap di port USB laptop atau PC kita.
Gerakannya
pun terasa sangat responsive baik itu dipermukaan yang rata ataupun tidak terlalu rata. Untuk klik kanan maupun klik kirinya cenderung terasa
mantap dan sensitive, jadi jari tidak mudah lelah ketika harus banyak klik
untuk browsing atau drag ketika menggunakan aplikasi desain atau editing. Mousenya
terasa cukup ringan sehingga cocok untuk mobilitas yang lumayan tinggi dan
tidak terlalu memakan banyak tempat jika diletakkan dalam tas. Di dalam mouse,
di sebelah batere, terdapat tempat untuk meletakkan nano receivernya sehingga
bisa mencegah biar gak gampang ilang. Pada bagian atas di tengah mouse jika
kita perhatikan ada lampu indikatir kecil berwarna hijau yang ketika menyala
berfungsi menjadi penanda ketika mouse dalam sleep mode, sehingga bisa
mengingatkan kita untuk mematikan jika tidak digunakan dan cukup membantu buat
cari mouse ini dalam gelap. Karena aku biasanya pakai PC dari atas tempat tidur
dan jarak dengan monitor dan PC sekitar 2-3 meter.
Selain itu lampu indicator
juga berfungsi untuk menunjukkan kondisi batere yang digunakan. Ketika kondisi
batere mulai menurun, warna lampu akan berubah menjadi orange, namun biasanya
mouse masih bisa digunakan. Hanya saja secara bertahap akan menjadi kurang responsive
dan akhirnya tidak bisa digunakan karena tenaga batere sudah habis. Batere
bawaaan mouse Logitech M235 yang aku beli
hanya bertahan sekitar 6 bulan. Meskipun pada kemasan Logitech mengklaim bisa
bertahan sampai 12 bulan. Ya mungkin tergantung intensitas penggunaannya juga,
karena aku memang bisa lama menggunakan PC apalagi sering lupa matiin mouse
meski udah selesai digunakan.
Mouse ini harus
menggunakan batre alkaline yang berkualitas maupun yang setara agar performanya
tetap terjaga. Sampai sekarang mouse ini masih ku gunakan untuk dipasangkan
dengan PC ku. Karena untuk pakai browsing, aplikasi desain dan pengolahan
gambar, menggunakan mouse tetap lebih responsif dibandingkan hanya menggunakan
touch pad pada laptop. Seri mouse ini masih bisa ditemukan di toko-toko computer
dan aksesorisnya dengan harga yang mungkin bisa berbeda-beda tergantung wilayah
dan seberapa banyak si toko nyari untung. Semoga bermanfaat.